Demonstran berpawai di Hyde Park, London, Inggris. Foto/REUTERS
LONDON - Puluhan ribu orang meneriakkan “tak ada keadilan, tak ada perdamaian, tak ada polisi rasis” saat pawai melintasi pusat kota London pada Rabu (3/6).
Mereka mengecam rasisme setelah kematian warga kulit hitam George Floyd oleh polisi kulit putih di Minneapolis. Floyd tewas setelah polisi itu menekan lehernya dengan lutut hingga tak bisa bernafas.
Kematian Floyd memicu protes anti-rasisme terbesar di Amerika Serikat (AS) sejak era hak asasi sipil 1960-an. Unjuk rasa juga muncul di kota-kota penjuru dunia sebagai bentuk solidaritas.
Demonstran di London meneriakkan “George Floyd” dan “Black Lives Matter” saat mereka berpawai melintasi pusat kota.
Di Lapangan Parlemen, Lapangan Trafalgar dan lokasi lain, ribuan orang berlutut dengan satu lutut, sebagai bentuk protes yang disebut “berlutut” yang digunakan pesepakbola AS, Colin Kaepernick untuk mengecam kebrutalan polisi pada warga kulit hitam.
Beberapa demonstran mendesak polisi di sepanjang rute pawai untuk berlutut, dan beberapa polisi melakukannya.
“Ini telah bertahun-tahun terjadi, bertahun-tahun supremasi kulit putih,” ujar manajer proyek Karen Koromah pada Reuters.
“Kami datang ke sini bersama teman-teman kami untuk memperingatkan, membuat kebisingan, untuk melucuti sistem supremasi,” kata Koromah yang memperingatkan Inggris dapat menghadapi masalah seperti di AS.
0 Reviews:
Post a Comment