Calon Wakil Presiden Ma`ruf Amin
INFILTRASI - aksi 212 terkait kasus penistaan agama yang melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, calon Wakil Presiden Ma`ruf Amin berhasil mempertemukan dan mendamaikan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Calon wakil presiden nomor urut 1 itu bercerita, Rizieq dan Tito sudah bertemu namun tidak pernah menemukan kata sepakat. Sebagai Kapolri, Tito berkepentingan menjaga keamanan dan ketertiban, apalagi aksi itu melibatkan ribuan orang.
"Yang mendamaikan Rizieq dengan Pak Tito adalah saya," kata Amin di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat.
Amin mengatakan sebelum aksi 212 digelar, Tito meminta aksi dilakukan di Masjid Istiqlal, sementara Rizieq ingin di tempat terbuka di sekitar Jalan MH Thamrin.
"Wah, itu berbahaya (kalau di Thamrin) karena mudah terprovokasi. Karena itu saya sarankan di Monas saja, di tengah-tengah," kata Amin.
Saat itu, lanjut dia, Rizieq mengeluhkan banyak hal, seperti akses masuk Monas, hingga ketersediaan toilet. Namun Amin melobi Tito dan dia menyanggupi.
"Rizieq bilang pintunya sedikit, saya bilang, bagaimana Pak Tito pintunya ditambah? Setuju. Enggak ada WC-nya, Pak Tito bilang siap menyediakan. Maka didatangkan itu mobil-mobil (WC). Rizieq juga minta mike harus sampai Gambir, siap," cerita dia.
Begitupula saat Presiden Jokowi ingin hadir pada aksi 411 (4 November 2016). Saat itu Jokowi ingin hadir namun dilarang protokoler. Setelah mendapat nasihatnya, Jokowi akhirnya bisa datang.
"Saya juga sarankan Pak Jokowi bagusnya datang, tapi protokolnya larang. Baru saat-saat di injury time, saat-saat terakhir, Pak Jokowi datang," katanya.
Amin mengakui Rizieq memiliki kemampuan menggerakkan massa, sehingga sering diduga ada yang memanfaatkannya dalam setiap aksi. Namun, ia menyebut di dalam diri Rizieq masih seorang Nahdlatul Ulama.
"Rizieq ini pahamnya sama dengan kita, tapi gerakannya agak radikal. Cuma Rizieq punya kelebihan untuk menggerakkan (massa). Kebetulan dalam gerakan sama dengan mereka, jadi pahamnya sebenarnya sama (NU)," ujar dia.
Amin mengaku tidak pernah punya masalah dengan Rizieq. "Mereka ormas-ormas Islam, bela Islam, pidato dari Mekkah, tetap menyebut saya guru mereka, orang tua mereka. Rizieq bilang saya gurunya, orang tuanya," ujar Amin.
(a1/inf)