Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Nasyirul Fallah Amru
INFILTRASI - Kegaiatan calon wakil presiden, Sandiaga Uno, saat menabur bunga di makam KH Bisri Syansuri, di Kompleks Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur, mengundang kemarahan warga Nahdlatul Ulama (NU). Pasalnya, Sandiaga dianggap melanggar norma dan etika saat ziarah ke makam leluhur yang merupakan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama tersebut.
“Secara etika, Sandiaga Uno melanggar unggah-ungguh kita. Masyarakat NU tersinggung karena makam ulamanya dilangkahi. Itulah akibatnya kalau pemimpin tidak paham kultur politik bangsanya,” kata Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Nasyirul Fallah Amru, melalui keterangan tertulis, hari ini.
Pria yang kerap disapa Gus Falah itu menyampaikan, seseorang harus menjaga etika ketika berziarah atau menabur bunga di makam leluhur. Dia menyayangkan jika Sandiaga tidak mengetahui adab ziarah hingga tega melangkahi makam KH Bisri Syansuri tanpa perasaan bersalah.
“Sebenarnya dia tahu enggak sih etika ziarah makam leluhur? Apa yang diperlihatkan Sandiaga dengan melangkahi makam Kiai Bisri itu bukan cermin menghormati leluhur,” ujar Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia tersebut.
Menurut Gus Falah, masyarakat makin geram karena dalam video yang viral di media sosial beberapa hari lalu, Sandiaga Uno nampak berdiri saat menabur bunga sebelum melangkahi makam KH Bisri Syansuri. Gus Falah menilai Sandiaga Uno tidak paham etika ziarah dan sangat menyakiti masyarakat yang menghormati ulama.
“Makam itu diduduki saja enggak boleh, ini malah dilangkahi sama Sandiaga, itu bukan watak warga NU. Cara Sandiaga menabur bunga juga seperti memberi makan kepada ternak,” ungkap Gus Falah.
“Menabur bunga itu harus sopan, duduk, bersimpuh,” sambung dia. “Sebab, ziarah itu harus dilakukan dengan niatan bersih, dan tidak bisa dilakukan dengan motif kekuasaan hanya karena menjadi calon, lalu menjadi rajin ziarah kubur,” ujarnya.
(ol/inf)