Pemerintah Venezuela Bebaskan Seorang Misionaris AS yang Ditahan Sejak 2016
WASHINGTON - Pemerintah Venezuela telah membebaskan seorang warga Amerika Serikat (AS), Josh Holt, yang telah ditahan sejak 2016 atas tuduhan senjata. Kabar pembebasan Holt ini diumumkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump dan Senator Utah Orrin Hatch secara terpisah di Twitter.
Pembebasan Holt, seorang misionaris Mormon dari Utah, datang di tengah ketegangan yang semakin dalam antara AS dan Venezuela. Kedua negara terlibat saling usir diplomat, setelah Washington menolak mengakui terpilihnya kembali Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada 19 Mei dan sanksi baru AS atas Caracas.
"Holt diperkirakan tiba di Washington pada Sabtu malam," kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Minggu (27/5/2018).
Sementara Hatch mengeluarkan pernyataan di Twitter yang mengatakan Holt telah dibebaskan setelah dua tahun melakukan lobi dan istri Holt, Thamy, akan menemaninya pulang.
"Selama dua tahun terakhir saya telah bekerja dengan dua pemerintahan kepresidenan, kontak diplomatik yang tak terhitung jumlahnya, duta besar di seluruh dunia, jaringan kontak di Venezuela dan Presiden Maduro sendiri, dan saya tidak bisa lebih terhormat untuk dapat menyatukan kembali Josh dengan keluarganya yang manis, lama menderita," kata Hatch dalam sebuah pernyataan.
Ibu Holt, Laurie, tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Senator AS Bob Corker, ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat, telah bertemu di Caracas dengan Maduro pada hari Jumat.
Kementerian Informasi Venezuela tidak segera berkomentar, tetapi Menteri Komunikasi Jorge Rodriguez mengatakan pada Jumat malam bahwa pertemuan dengan Corker bertujuan untuk mencari "dialog damai dan berbuah hasil."
Gonzalo Himiob, seorang pengacara kelompok hak asasi manusia Venezuela Penal Forum, mengatakan Holt dipindahkan dari penjara ke kedutaan AS di Caracas, dan akan berangkat ke Amerika Serikat pada Sabtu sore waktu setempat.
Para pejabat Venezuela menangkap Holt pada Juni 2016 ketika ia berada di Venezuela untuk pernikahannya. Keluarganya mengatakan dia dijebak dan AS menuduh bahwa Caracas menggunakannya sebagai alat tawar dalam pembicaraan sanksi.
AS menuduh pemerintahan Maduro telah mencekik demokrasi, menindas oposisi dan korupsi besar-besaran. Maduro pun balik mengatakan Washington berkonspirasi untuk menggulingkan pemerintahnya yang dipimpin kelompok sosialis dan merebut cadangan minyak anggota OPEC itu.
Suksesor Hugo Chavez itu juga menyalahkan "perang ekonomi" AS atas kesengsaraan fiskal Venezuela, termasuk hiper-inflasi dan kekurangan pangan serta obat-obatan yang telah memicu emigrasi massal.
(ian/in)