Sudrajat-Ahmad Syaikhu
DEPOK - Pasangan calon (Paslon) nomor urut tiga pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) Sudrajat-Ahmad Syaikhu menyampaikan jika mereka menang maka 2019 akan sukses menggganti Presiden.
"2019 kita akan ganti Presiden, Asyik menang," kata Sudrajat saat menyampaikan ucapan penutup pada debat kedua Pilgub Jabar di Balairung Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (14/5) malam.
Tak hanya itu, Syaikhu juga membawa kaos bertuliskan #2019GantiPresiden. Sontak kericuhan antara sesama pendukung paslon sempat membuat repot pembawa dan panitia acara debat.
Pengamat politik asal Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai langkah yang dianggap kontroversial oleh paslon lainnya itu sengaja dilakukan oleh Sudrajat dan Ahmad Syaikhu.
"Memang harus melakukan yang beda kalau jumlah paslon ada empat. Pasangan Asyik sengaja memilih kaus #2019GantiPresiden biar diingat oleh pemilih Jabar," kata Hendri kepada wartawan, Selasa (15/5).
Hendri menilai manuver Asyik semalam akan memberikan dampak dalam upaya mendongkrak poplpularitas dan elektabilitas keduanya yang selama ini hanya didominasi paslon Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Pendiri lembaga survei KedaiKopi ini menganggap paslon lain telah terjebak dengan strategi Asyik yang sengaja menempatkan diri mereka berseberangan dengan penguasa nasional atau istana.
Respons tiga paslon lain semakin mempertegas ke publik jika mereka sebetulnya berpihak ke Istana. Selama ini menurut Hendri sudah menjadi rahasia umum jika Ridwan Kamil dekat dengan PDIP, sementara Deddy Mizwar beberapa kali bertemu Jokowi sebelum Pilgub. Adapun TB Hasanuddin-Anton Charliyan, yang merespon lebih galak terhadap manuver paslon Asyik sudah jelas didukung penguasa.
"Jadi Asyik berhasil memperlihatkan ke publik, khususnya Jabar jika mereka dikeroyok sebagai oposisi tunggal. Ini out of the box karena kreatif. Menurut saya Asyik berhasil membuat peta baru yakni Asyik melawan Istana," kata Hendri
Persaingan jelang pemungutan suara diyakini Hendri akan lebih banyak diperbicangakan oleh warga Jabar, terutama pendukung oposisi. Pergerakan potensi berpindahnya suara oposisi yang selama ini masih tersebar di paslon RK-Uu dan Deddy-Dedi akan semakin terkonsolidasi ke paslon Asyik.
Lebih dari itu, setelah 'dikeroyok' oleh tiga paslon semalam, posisi paslon Asyik menurut Hendri jadi lebih jelas. Elektabilitas Asyik yang tidak begitu baik sebelum debat dinilai akan terbantu lewat penegasan mereka sebagai oposisi. Ditambah lagi, menurut hemat Hendri, kecil kemungkinan manuver Asyik akan disemprit oleh pengawas pemilu.
"Kalau pelanggaran agak sulit karena cuma kaus. Tapi walau dinilai blunder pasangan Asyik akan makin ramai sebagai oposisi yang melawan jago-jago istana," tegas Hendri.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat akan mengkaji pernyataan paslon Asyik soal ganti presiden.
Koordinator Divisi Humas Bawaslu Jabar Yusuf Kurnia mengatakan akan menentukan status pelanggaran dalam tujuh hari ke depan.
"Kami punya rentang waktu tujuh hari untuk menentukan ini pelanggaran atau tidak. Nanti kita nilai prosesnya," ucap Yusuf saat ditemui usai debat.
(mb/in)