Angka Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tinggi, Mama Yo Datangi Asmat
ASAMAT - Angka kekerasan pada perempuan dan anak di Provinsi Papua paling tinggi, diantara provinsi lainnya yang ada di Indonesia.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembesi yang disapa Mama Yo hadir ke pelosok negeri tersebut guna memecahkan permasalahan kekerasan dengan cara berdialog langsung kepada masyarakat setempat.
Sebagian besar masyarakat kampung Astj Kabupaten Asmat masih melakukan kekerasan fisik, baik guru kepada murid, orang tua kepada anak maupun suami kepada isteri. Mama Yo berpesan agar tindak kekerasan tidak lagi diselesaikan dengan cara adat, denda dan mediasi, namun harus ditangani secara hukum.
Pada saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Asmat, Mama Yo menempuh perjalanan sungai dari ibukota kabupaten Asmat ke kampung Astj menggunakan speed boat menempuh waktu satu setengah hingga dua jam dengan kecepatan rata rata 60 km/jam.
Setibanya di kampung Astj, masyarakat terlihat sangat antusias. Sebagian berkelompok menyanyikan lagu khas diiringi dengan tabuh gendang dan tarian, sesekali pekikan suara warga juga terdengar.
“Mama Yo memang sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat, karena belum pernah ada pejabat Negara setingkat Menteri hadir di kampung kami,” ujar pastor Eko, tokoh agama dari kampung Astj.
Untuk mendukung kemajuan di negeri Papua, maka semua elemen masyarakat harus bersatu padu menghilangkan budaya kekerasan sejak saat ini.
“Ubah budaya patriarki, laki-laki Astj harus melindungi, menyayangi dan memuliakan perempuan. Begitu juga dengan anak, perhatikan kesehatannya dan pendidikannya, terutama anak perempuan. Jangan begitu gadis langsung kasih nikah. Kitong pu tanah ini harus maju, jangan lagi baku pukul,” tutur Mama Yo dengan logat khas Papuanya kala berdialog dengan guru, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan anak anak di kampung Astj, Kabupaten Asmat Papua, Sabtu (19/5/2018).
Sebelumnya, Mama Yo telah menandatangani launching Kabupaten Asmat menuju Kabupaten Layak Anak di gedung Bumiwiyata Mandala. Ada 24 indikator dan tahapan yang harus dijalani, salah satunya anak-anak harus bersekolah, mendapatkan akses kesehatan, gizi yang baik dan perlindungan hak sipil.
"Yang tidak kalah penting, segeralah membuat forum anak agar terlibat di dalam musyawarah perencanaan pembangunan," tegas Mama Yo.
(sr/in)