Satyo Purwanto
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem Satyo Purwanto menyatakan saat ini, Pemerintah menghadapi dilema terkait aksi teroris yang terjadi secara beruntun.
Seperti diketahui, aksi teror yang terjadi secara beruntun d mulai dari bentrokan dan penyanderaan di Mako Brimob, berlanjut bom bunuh diri satu keluarga di tiga Gereja diSurabaya, Kantor Polres Surabaya dan kantor Polda Riau.
“Pemerintah menghadapi ujian, sekaligus dilema terkait aksi beruntun serangan teroris, tentu saja berdampak dalam banyak hal mulai dari kepercayaan publik terhadap Pemerintah Jokowi, stabilitas keamanan nasional, kepercayaan dunia internasional, sosial dan ekonomi, bahkan posisi politik Jokowi JK yang tengah memasuki tahun politik,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (19/5/2018).
Menurut Satyo, Revisi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Terorisme akan menjadi basis penguatan aksi kontra teror sebagai upaya preemptive dan preventif terhadap setiap potensi ancaman terorisme di RI termasuk pelibatan komponen lain diluar POLRI yang saat ini ada wacana pengaktifan pasukan komando elit dari ketiga angkatan TNI.
“Penguatan tersebut akan memastikan institusi lembaga hukum terkait dapat bertindak cepat dan mematikan benih ancaman terorisme,” ujarnya.
Menurut dia, memang upaya pemerintah dalam membasmi terorisme tak pernah mudah dilakukan, banyak hambatan sekaligus tantangan, termasuk saat akan mengambil sebuah kebijakan, sebab perlawanan dan pemberantasan terorisme selama ini masih dirasa kurang dan perlu evaluasi secara menyeluruh sebagai akibat dan terbukti tidak padamnya aksi-aksi terorisme bahkan dari kwalitas dan kwantitasnya para terorisme ini semakin nekat dan berani.
“Dirasa perlu evaluasi terhadap penanganan, evaluasi personil, peralatan termasuk undang-undangnya,”tegasnya.
Kata Satyo, disisi yang lain Pemerintah merasa perlu selalu mempertimbangkan setiap masukan, kritikan, maupun kecaman yang datang.
“Keputusan dan tindakan penting (berikut risikonya) harus sesegera mungkin diambil agar tak ada lagi korban yang berjatuhan,” pungkasnya.
(nyp/in)