Musytasar PBNU TGH. LM. Turmudzi Badarudin
INDOPOST, LOMBOK TENGAH - Panitia penyelenggara spirit dakwah 212 GNPF MUI NTB secara langsung menemui Musytasar PBNU TGH. LM. Turmudzi Badarudin di masjid Baiturrahman Bagu Kecamatan Pringgarata Lombok Tengah.
"Mari tabayyun agar semua damai," pesan TGH. LM. Turmudzi Badarudin, usai ditemui panitia spirit dakwah 212 GNPF MUI NTB, Selasa (17/1/2017).
H. Makmun Murad selaku panitia langsung tabayyun kepada TGH. LM. Turmudzi Badarudin dan meminta maaf dihadapan TGH. LM. Turmudzi Badarudin, dan penuh suasana kekeluargaan.
Dalam suasana kekeluargaan dan penuh ukhuwah TGH. LM. Turmudzi Badarudin yang dikenal Tuan Guru Bagu itu mengatakan bahwa salah seorang panitia sudah menemuinya.
"Tadi pagi di masjid H. Makmun Murad sudah bertemu dan meminta maaf atas di taruhnya nama saya. Saya sudah memaafkan. Agar semua damai dan baik- baik. Beliau juga keluarga kita," tutur sesepuh NU itu.
Diberitakan sebelumnya, Ketua GP Ansor NTB mengecam tindakan pencatutan
nama Musytasar PBNU TGH. LM. Turmudzi Badarudin dalam kepanitiaan
kegiatan 212 GNPF MUI di NTB.
"Kami mengecam panitia yang mencatut nama guru kami (TGH. LM.
Turmudzi Badarudin)," ucap Ketua PW GP Ansor NTB H. Zamroni Aziz dengan
tegas ketika dikonfirmasi koresponden The Indonesian Post, Senin (16/1/2017).
Zamroni menilai pencatutan nama TGH. LM. Turmudzi Badarudin oleh panitia kegiatan 212 GNPF MUI di NTB itu sangat tidak beretika. "Seharusnya minta izin dulu kalau mau mencantumkan nama beliau," ujarnya.
Tidak terima pencatutan nama itu, GP Ansor NTB juga mengancam akan menuntut pihak panitia kegiatan 212 GNPF MUI jika tidak meminta maaf secara langsung. "Bisa saja kami menuntut pihak-pihak yang mencatut nama guru kami," tegas Zamroni.
Bukan itu saja, GP Ansor juga meminta panitia kegiatan 212 GNPF MUI di NTB itu untuk meminta maaf melalui media massa, karena pencatutan nama tersebut telah tersebar luas. "Jika hal ini (meminta maaf) tidak dilakukan, maka kami akan bersikap tegas," ucapnya.
Menurut Zamroni, jika memang kegiatan itu forum para ulama pasti akan mengedepankan etika, karena untuk kegiatan pengajian sudah sering diberikan oleh para Tuan Guru. "Kami tidak mau kiyai yang provokatif, dan kami tidak ingin terpecah belah di NTB yang selama ini sudah aman dan damai dan sangat toleran bagi semua," ujarnya.
"Kami mengajak semua untuk terus kita merawat daerah kita ini. Ulama, Umara dan masyarakat saling bersinergi untuk membangun NTB yang kita cintai ini," tandasnya.
Sementara itu, TGH. LM. Turmudzi Badarudin saat dikonfirmasi terkait dimasukkan namanya dalam kepanitian kegiatan 212 GNPF MUI di NTB itu menyampaikan tidak pernah ada konfirmasi atau pemberitahuan sekalipun mengenai kegiatan GNPF MUI di NTB. Apalagi diminta untuk dimasukkan namanya di kepanitiaan. "Tidak pernah ada pemberitahuan sebelumnya," ungkap TGH. LM. Turmudzi Badarudin.
"Sudah saya telpon tadi siang salah satu panitianya agar tidak dimasukkan nama saya, dan dari PBNU juga tidak ada komunikasi perihal kegiatan yang akan dilaksanakan di NTB itu. Saya ini Musytasar PBNU. Saya ini berada ditengah-tengah dan untuk semua ummat," tandasnya.
(zam/indo)
Zamroni menilai pencatutan nama TGH. LM. Turmudzi Badarudin oleh panitia kegiatan 212 GNPF MUI di NTB itu sangat tidak beretika. "Seharusnya minta izin dulu kalau mau mencantumkan nama beliau," ujarnya.
Tidak terima pencatutan nama itu, GP Ansor NTB juga mengancam akan menuntut pihak panitia kegiatan 212 GNPF MUI jika tidak meminta maaf secara langsung. "Bisa saja kami menuntut pihak-pihak yang mencatut nama guru kami," tegas Zamroni.
Bukan itu saja, GP Ansor juga meminta panitia kegiatan 212 GNPF MUI di NTB itu untuk meminta maaf melalui media massa, karena pencatutan nama tersebut telah tersebar luas. "Jika hal ini (meminta maaf) tidak dilakukan, maka kami akan bersikap tegas," ucapnya.
Lembaran susunan kepanitiaan kegiatan GNPF MUI NTB yang mencantumkan nama Musytasar PBNU TGH. Turmudzi Badarudin tanpa izin
Menurut Zamroni, jika memang kegiatan itu forum para ulama pasti akan mengedepankan etika, karena untuk kegiatan pengajian sudah sering diberikan oleh para Tuan Guru. "Kami tidak mau kiyai yang provokatif, dan kami tidak ingin terpecah belah di NTB yang selama ini sudah aman dan damai dan sangat toleran bagi semua," ujarnya.
"Kami mengajak semua untuk terus kita merawat daerah kita ini. Ulama, Umara dan masyarakat saling bersinergi untuk membangun NTB yang kita cintai ini," tandasnya.
Sementara itu, TGH. LM. Turmudzi Badarudin saat dikonfirmasi terkait dimasukkan namanya dalam kepanitian kegiatan 212 GNPF MUI di NTB itu menyampaikan tidak pernah ada konfirmasi atau pemberitahuan sekalipun mengenai kegiatan GNPF MUI di NTB. Apalagi diminta untuk dimasukkan namanya di kepanitiaan. "Tidak pernah ada pemberitahuan sebelumnya," ungkap TGH. LM. Turmudzi Badarudin.
"Sudah saya telpon tadi siang salah satu panitianya agar tidak dimasukkan nama saya, dan dari PBNU juga tidak ada komunikasi perihal kegiatan yang akan dilaksanakan di NTB itu. Saya ini Musytasar PBNU. Saya ini berada ditengah-tengah dan untuk semua ummat," tandasnya.
(zam/indo)