Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono
Anung
INDOPOST, JAKARTA - Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono
Anung menegaskan, bahwa toleransi menjadi hal yang tidak bisa
terbantahkan bagi Indonesia sebagai negara yang multikultur, multietnik,
dan tidak homogen. Ia menegaskan, persoalan toleransi ini menjadi
persoalan yang sangat penting sekali.
“Pemerintah tidak ingin persoalan
kebhinnekaan diganggu oleh siapapun,” tegas Seskab Pramono Anung sebelum
mengikuti Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (17/1)
siang. Penegasan ini disampaikan Seskab menanggapi usulan yang
disampaikan sejumlah antropolog saat bertemu Presiden Joko Widodo
(Jokowi), di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/1).
Dalam pertemuan itu, para antropolog
meminta Presiden Jokowi menindak tegas siapapun yang bersikap intoleran
dan menggunakan kekerasan dalam menyikapi perbedaan suku, agama, ras,
dan antar golongan.
Menurut Seskab, Presiden telah
memberikan arahan yang berkaitan dengan Dewan Kerukunan Nasional, Bela
Negara, dan Pemantapan Ideologi Pancasila. “Mudah-mudahan dengan
demikian, apa yang dilakukan ini bisa menjadi semacam terapi untuk
jangka panjang,” ujar Pramono kepada wartawan.
Ia menegaskan, bahwa persoalan toleransi ini menjadi persoalan yang sangat penting sekali.
TNI Siap Hadapi
Secara terpisah Panglima TNI Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo menegaskan siap menghadapi organisasi kemasyarakatan
(ormas) yang bertentangan dengan Pancasila.
“TNI berkomitmen dan sepakat untuk
menghadapi ormas yang bertentangan dengan Pancasila,” kata Panglima TNI
di sela-sela Rapim TNI, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa
(17/1).
Ormas ini, sebut Panglima TNI, tentunya
sudah keluar dari semangat dan cita-cita reformasi dan revolusi mental
yang digaungkan pemerintah. “Dalam reformasi pemerintahan Jokowi, kalau
ada ormas yang bertentangan dengan Pancasila, tujuan akhir pasti
mengubah Pancasila,” ujarnya.
Baca juga: Mantap..!!! TNI Siap Hajar Ormas Radikal
Terkait gejolak yang terjadi belakangan,
utamanya dalam perang opini di media sosial, diakui Panglima TNI,
sedikit banyak juga sudah mengubah mindset masyarakat Indonesia.
“Masyarakat Indonesia pelan-pelan mindset-nya
sudah berubah. Padahal budaya Indonesia berbudaya santun dan tertib.
TNI dan Polri harus solid dalam menjaga kelangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara,” ujarnya.
Untuk menghadapi ormas yang bertentangan
dengan Pancasila, Panglima TNI mengaku sudah memerintahkan seluruh
Pangdam di seluruh Indonesia untuk membantu kepolisian guna mengatasi
ormas tersebut.
“Pangdam dan kepolisian bekerja sama
dalam mendukung semuanya. TNI membantu Polri, membantunya dengan cara
TNI baik dari intelijen, pasukan, teritorial, dan lain-lain,” ujarnya.
Terkait apakah yang dimaksud Panglima
TNI adalah Ormas Front Pembela Islam (FPI), Panglima TNI tidak
menepisnya. Namun, pihaknya masih mendalami ormas yang menentang
ideologi Pancasila tersebut. “Organisasinya ada, tidak kita sebutkan,
masih didalami,” ucapnya.
(rmi/es/indo)