Warga sipil Aleppo yang terjebak perang
INDOPOST, MOSKOW - Rusia menyebut sekitar 50.000 warga sipil telah melarikan diri Aleppo timur selama dua hari terakhir dalam sebuah aliran yang konstan. Selain itu, lebih dari 1.000 pemberontak meletakkan senjata mereka saat pasukan pro-pemerintah terus mendesak ke dalam Aleppo timur.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan pasukan Suriah telah menangguhkan aksi ofensif mereka untuk memungkinkan evakuasi warga sipil. "Orang-orang bergerak dalam aliran konstan melalui koridor kemanusiaan ke daerah yang dikuasai pemerintah," katanya kepada wartawan seperti dikutip dari BBC, Sabtu (10/12/2016).
Dia mengatakan 30.000 orang telah meninggalkan pada hari Jumat dan 20.000 pada Sabtu. Militer Rusia mengatakan pemerintah Suriah saat ini menguasai 93% dari Aleppo.
Tapi laporan terbaru dari kota mengatakan kantong pemberontak sedang dihantam serangan udara berulang. Intensifnya pertempuran dalam beberapa pekan terakhir telah memaksa puluhan ribu warga mencari perlindungan di wilayah yang dikuasai pemerintah.
Pernyataan ini datang ditengah pertemuan pejabat dari Amerika Serikat (AS), Eropa, dan beberapa negara Arab. Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang menghadiri pembicaraan di Paris, mengatakan: "Rusia dan Presiden Suriah Assad memiliki momen di mana mereka berada dalam posisi yang dominan untuk menunjukkan sedikit belas kasih."
(ian/indo)