Presiden Amerika Serikat (AS)
terpilih Donald Trump
INDOPOST, WASHINGTON - Tim transisi Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump menolak hasil penilaian CIA yang menyatakan Rusia terlibat dalam kemenangan calon presiden dari Partai Republik itu. Mereka pun meragukan kredibilitas CIA dengan menyinggung laporan soal senjata kimia di Irak
"Ini adalah orang yang sama yang mengatakan Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. Pemilu telah berakhir lama dalam salah satu kemenangan Electoral College terbesar dalam sejarah," kata tim transisi Trump dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (10/12/2016).
Pernyataan itu dikeluarkan tak lama setelah surat kabar Washington Post, mengutip penjelasan pejabat, melaporkan bahwa CIA telah menentukan dalam penilaian rahasia bahwa pemerintah Rusia telah ikut campur dalam pemilihan 2016 dalam upaya khusus untuk membantu Trump.
Penasihat Keamanan Dalam Negeri dan Kontraterorisme Gedung Putih, Lisa Moncao mengatakan bahwa Presiden Barack Obama telah memerintahkan badan intelijen untuk menghasilkan ulasan lengkap dari serangan cyber selama pemilihan presiden 2016.
Namun, Monaco menyatakan bahwa temuan yang ada tidak akan diungkap ke publik dan mencatat bahwa itu akan tergantung pada keputusan komunitas intelijen.
Pada bulan Oktober lalu Gedung Putih menuding Moskow berada di balik hacker yang menyusup ke dalam email Komite Nasional Partai Demokrat dan calon presiden Hillary Clinton. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengganggu pemilu AS.
Tuduhan ini tidak hanya ditolak oleh pemerintah Rusia tetapi juga ditolak oleh Presiden AS terpilih Donald Trump, yang berpendapat ada motif politik di balik tuduhan tersebut.
(ian/indo)