Ilustrasi Foto Hillary Clinton
INDOPOST, WASHINGTON - Aksi situs whistleblower
Wikileaks milik Julian Assange yang membocorkan 2.000 email dari ketua
kampanye Hillary Clinton, John Podesta, menuai kecaman dari Brian
Fallon. Juru kampanye Hillary Clinton itu menyebut Julian Assange dan
Wikileaks sebagai propagandis Rusia.
"Kalian bukanlah organisasi media. Anda adalah kepanjangan tangan propaganda dari pemerintah Rusia, beroperasi untuk mengganggu bagi lawan calon hewan peliharaan mereka, Trump," cuit Brian Fallon.
"Bagaimana mungkin menyelidiki Trump berkoordinasi langsung dengan Rusia dan Wikileaks? Itu adalah hal yang harusnya membuat kita menggigil," sambungnya seperti dikutip dari laman Daily Express, Kamis (13/10/2016).
Sedangkan juru bicara tim kampanye nasional Hillary Clinton, Glen Caplin menyebut pemerintah Rusia telah menjadikan Wikileaks sebagai senjata yang menguntungkan Partai Republik.
"Sebelumnya hari ini pemerintah AS telah menghapus setiap keraguan bahwa Kremlin telah menjadikan Wikileaks senjata untuk ikut campur dalam pemilu kita dan memanfaatkan pencalonan Trump," katanya.
Pernyataan ini muncul setelah pemerintah AS secara resmi menuduh Rusia telah meretas jaringan komputer Komiter Nasional Partai Demokrat dan membocorkan lebih dari 19 ribu email pada bulan Juli untuk "mengganggu" dengan pemilihan presiden. Rusia telah membantah terlibat dalam kebocoran tersebut.
"Kalian bukanlah organisasi media. Anda adalah kepanjangan tangan propaganda dari pemerintah Rusia, beroperasi untuk mengganggu bagi lawan calon hewan peliharaan mereka, Trump," cuit Brian Fallon.
"Bagaimana mungkin menyelidiki Trump berkoordinasi langsung dengan Rusia dan Wikileaks? Itu adalah hal yang harusnya membuat kita menggigil," sambungnya seperti dikutip dari laman Daily Express, Kamis (13/10/2016).
Sedangkan juru bicara tim kampanye nasional Hillary Clinton, Glen Caplin menyebut pemerintah Rusia telah menjadikan Wikileaks sebagai senjata yang menguntungkan Partai Republik.
"Sebelumnya hari ini pemerintah AS telah menghapus setiap keraguan bahwa Kremlin telah menjadikan Wikileaks senjata untuk ikut campur dalam pemilu kita dan memanfaatkan pencalonan Trump," katanya.
Pernyataan ini muncul setelah pemerintah AS secara resmi menuduh Rusia telah meretas jaringan komputer Komiter Nasional Partai Demokrat dan membocorkan lebih dari 19 ribu email pada bulan Juli untuk "mengganggu" dengan pemilihan presiden. Rusia telah membantah terlibat dalam kebocoran tersebut.
(ian/indo)