Ilustrasi media online Jambi Pos
INDOPOST, JAKARTA - Tanggal 11 Oktober lalu media online Jambi Pos melansir berita terkait mutasi Kajati NTT John Walington Purba ke Provinsi Jambi. Tak seperti layaknya media NTT yang saban hari kerap menurunkan berita terkait skandal-skandal korupsi dan skandal kriminalisasi lainnya yang membelit Mantan Kejati NTT tersebut, media Jambi justru mengapresiasi kembalinya Mantan Wakil Kejaksaan Tinggi mereka tersebut yang pernah bertugas selama 2012 - 2014.
Lansiran Jambi Pos berjudul, "Segera Cuci Gudang Korupsi di Jambi' - lalu selanjutnya tertulis "Selamat datang John Walingson Purba SH MH, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jambi yang baru (Oktober 2016) di Jambi. Sapu jagatmu kini dinanti untuk membersihkan kasus-kasus korupsi yang mulai menggunung dan tak pernah meledak. Kurun waktu setahun terakhir, kasus-kasus korupsi yang ditangani pihak Kejati Jambi hanya menjerat kelas-kelas teri, pelaku kakapnya tak pernah tersentuh," tulis Jambi pos.
Lalu diparagraf berikutnya tertulis, Keberanian John Walingson Purba SH MH dalam pengusutan kasus korupsi tidak pandang bulu dan terkenal tegas. Hal itu sudah dibuktikannya saat John Walingson Purba SH MH menjabat Wakajati Jambi sejak 6 September 2012 hingga September 2014 lalu.
Kemudian dibagian akhir tertulis; Duet “maut” bagi koruptor, saat itu Kepala Kejaksaan (Kajati) Jambi Syaifuddin Kasim dan Wakajati Jambi John Walingson Purba SH MH menorehkan ketegasan dalam penuntasan kasus dugaan korupsi di Jambi. Tak ada kata peti es kasus korupsi di Jambi saat itu," demikian bunyi lansiran media tersebut.
Dari laporan media Jambi, John Walingson Purba terlihat cukup berprestasi ketika menjabat Wakil Kejaksaan Tinggi Jambi. Bahkan sejumlah kasus-kasus korupsi diberantas tanpa pandang bulu sehingga kembalinya beliau ke Provinsi Jambi disambut bak pahlawan dan dipuja laksana dewa. Sementara hal itu tentu berbeda jauh dengan perjalanan karirnya di NTT, sebab ada sederet kasus yang tidak terungkap. Bahkan pemberantasan korupsi di NTT terkesan jalan ditempat. Itulah sebabnya dia dianggap gagal, bahkan dihujat laksana bandit sebelum dimutasi ke tempat asalnya. Lalu yang menjadi pertanyaannya, mengapa prestasi beliau di NTT bisa berbanding terbalik?? Entalah....!!
(mb/indo)