Kerasnya Jakarta! Berjuang Untuk Hidupi 4 Anaknya, Ibu ini Rela jadi Tukang Tambal Ban. (yendhi)
INDOPOST, JAKARTA – Karena sudah tanpa seorang suami lagi, membuat Daskot Silalahi harus berjuang mencari rejeki untuk menghidupi dan memberi bekal pendidikan untuk empat anaknya. Meski seorang wanita, ia pun nekat menjadi penambal ban di pinggir jalan.
Daskot memang sudah lima tahun menyandang status janda, setelah sang suami meninggal karena sakit. Dari situ dia harus memutar otak untuk menghidupi keempat anaknya.
Wanita yang tinggal di RT 12, RW 01, Kampung Pertanian Utara, Klender itu sudah empat tahun ini meski berjuang keras untuk mencupi hidup anak-anaknya. Ia tidak mau hanya berdiam diri atau mengandalkan orang lain untuk meneruskan hidupnya. Keadaan, yang membuatnya tidak malu harus menjadi tukang tambal ban di pinggir jalan.
“Saya tidak tau harus bekerja apa selain jadi tukang tambal ban, hanya ini warisan suami saya yang bisa saya lakukan, sedangkan anak saya harus tetap makan,” keluh Daskot, Selasa, (30/8/2016), di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Jakarta Timur.
Berat, memang pekerjaan ini namun menjadi tidak saat Daskot melihat raut wajah keempat anaknya, kelak agar mereka menjadi anak yang bisa dibanggakan dan memiliki masa depan yang baik.
“Saya rela menjadi tukang tambal ban karena saya tidak mau anak-anak saya mengemis, ini pekerjaan halal dan tidak mengusik orang lain, cuma pendidikan yang akan saya bekali kepada mereka agar punya masa depan lebih baik dari saya”, tegas Daskot kepada Pos Kota dilapak tambal ban nya depan Stasiun Klender.
Pendapatannya memang tidak banyak kalau lagi beruntung dia bisa mendapat penghasilan sampai 80 ribu namun jika sedang sepi tak lebih 10 ribu dia harus bawa pulang.
Dia hanya berharap suatu saat punya tempat yang baik untuk usahanya, karena selama ini tak jarang dia harus kejar-kejaran dengan petugas Satpol PP.
“Mudah-mudahan ada yang bantu buat kasih tempat tambal, karena saya sadar disini melanggar aturan dan sering dikejar-kejar petugas, kalau sampai disita saya juga bingung karena ini tumpuan hidup kami,” harap Daskot kepada pemerintah.
Beruntung Daskot diberi anak yang mau mengerti keadaan orang tua, Maria Rosmaida, anak kedua Daskot, selalu membantu pekerjaannya sebelum berangkat sekolah di SMK Citra 1.
Menurut Maria, ibunya merupakan orang yang penyayang, baik dan bertanggung jawab. Maria sadar bahwa untuk membalas sang ibu tidaklah mungkin namun dia bercita-cita bisa membahagiakan sang ibu, kelak dia akan belajar yang baik, menjadi orang sukses dan membelikan rumah untuk ibunya.
(yedhi/indo)