JAKARTA - Aksi bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3) sekitar pukul 10.28 WITA. Akibat ledakan itu sejumlah jemaat gereja terluka. Beberapa potongan tubuh manusia pun tampak di sekitar lokasi kejadian.
Dari rekaman video yang beredar terlihat detik-detik sebelum ledakan terjadi, dua mobil terparkir di depan gereja yang beralamat di Jalan Kajaolalido itu. Di trotoar terlihat sekitar empat orang yang berjalan. Setelah itu, tampak satu unit mobil warna putih melintas dan sedetik kemudian ledakan terjadi.
Setidaknya ada 20 orang korban luka sedangkan korban tewas berjumlah dua orang. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa pelaku bom bunuh diri merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Publik pun mengutuk keras aksi pengeboman yang terjadi. Sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla menyebut bahwa paradigma berpikir para pelaku teroris adalah menjual murah surga.
"Ini kan cara berpikirnya itu menjual murah surga. Siapapun. Kita belum tahu siapa ini, tetapi umumnya bunuh diri menjual murah surga, dengan pimpinan mengatakan kalau membunuh gini, membom gini, memerangi kelompok ini, kau masuk surga," ungkap JK dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV. "Jadi, paham itu yang harus kita hentikan, kita harus berikan dakwah yang baik."
JK pun meminta agar pemerintah dan masyarakat bisa bersama-sama memerangi paham radikalisme. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menyebarkan dakwah yang baik. Masyarakat pun diharapkan bisa lebih peduli dengan lingkungan sekitar.
"Kita semua, pemerintah, masyarakat, harus meningkatkan kehati-hatian dan juga kerja sama. Polisi, tentara, Ketua RT, RW, lurah, bupati, gubernur harus perhatikan masalah seperti ini, juga para ulama, tokoh agama itu harus bersama melawan paham ini," tambah JK. "Tentu ini kita harus bekerja sama, harus hati-hati dan selalu menjaga lingkungan agar kalau ada tamu atau kelompok tinggal di situ, kalau ada mencurigakan, laporkan. Itu cara mengawasi lingkungannya supaya jangan terjadi seperti itu lagi."
0 Reviews:
Post a Comment