Kapolresta Sidoarjo Kombes Sumardji di posko kampung tangguh Desa Pepelegi, Waru, Sidoarjo.
SIDOARJO – Berbagai persiapan dilakukan Polresta Sidoarjo menjelang tahap ke tiga pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Salah satunya adalah difokuskan pada penguatan desa dan perkampungan sebagai ujung tombak memutus mata rantai COVID-19.
Kapolresta Sidoarjo Kombes Sumardji, mengatakan, mengoptimalisasi peran dan kewenangan kepada kepala desa, lurah, terutama RT/RW dalam memfilter orang dari luar masuk ke desa. Kemudian lebih memperhatikan orang di usia 50 tahun yang mempunyai penyakit bawaan agar tidak terjangkit COVID-19,
Selanjutnya edukasi ke masyarakat agar tidak mengalami kejenuhan dengan pemberlakuan PSBB tersebut.
“Pada PSBB selanjutnya, akan fokus ke desa-desa dan perkampungan guna memutus penyebaran COVID-19. Melalui optimalisasi peran posko COVID-19 dan Kampung Tangguh sebagai ujung tombak, agar dapat langsung mengawasi warga di desa,” kata Sumardji, Senin (25/5/2020) di posko kampung tangguh Desa Pepelegi, Waru, Sidoarjo.
Dikatakan, jika strategi perkuat ujung tombak di desa-desa melalui adanya posko COVID-19 dan Posko Kampung Tangguh ini akan berperan aktif membantu pemerintah dalam mengedukasi warga tentang bahaya COVID-19.
"Sehingga apa yang selama ini dalam PSBB sebelumnya sudah ada, akan diperkuat dengan adanya posko kampung tangguh," ujarnya.
Didalam program tersebut, jelas Sumardji desa-desa sudah mempunyai SOP atau protokol kesehatan dalam penanganan COVID-19 di wilayahnya, termasuk penyediaan ruang isolasi bagi warga yang terjangkit. Sedangkan di Kabupaten Sidoarjo, ada beberapa kecamatan zona merah yang akan menjadi perhatian khusus, agar lebih ketat dan maksimal dalam menjalankan program kampung tangguh di PSBB tahap tiga.
“Kecamatan yang akan lebih diperkuat dengan adanya kampung tangguh, seperti Waru, Taman, Sidoarjo Kota dan menyusul adalah Jabon,” tukasnya.
0 Reviews:
Post a Comment