Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai
JAKARTA – Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai angkat bicara soal bentrok TNI vs Polri di tanah Papua.
Bentrok TNI vs Polri terjadi di di Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya, Minggu (12/4) sekitar pukul 07.40 WIT.
Dalam bentruk tersebut, tiga anggota Polri meninggal dunia, sedangkan dua lainnya mengalami luka tembak.
Bentrok itu sendiri disebut dipicu adanya kesalahpahaman.
Natalius Pigai mensinyalir, bentrok tersebut dipicu bukan karena sama-sama membela marwah kedua institusi.
“Beberapa kali pernah diminta para Kapolri tangani konflik antar Polisi dan TNI. Motifnya hanya perebutan lahan hidup, bukan demi marwah institusi,” katanya, Minggu (12/4/2020).
Bahkan, aktivis Papua itu menduga, bentrok tersebut berkaitan dengan penembakan di office building PT FI, Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Senin lalu (30/3).
Dalam insiden ini, dua orang jadi korban. Salah WNA yang berstatus karyawan. Sedangkan karyawan lainnya adalah WNI.
“Patut diduga penembakan di Kuala Kecana menewaskan bos security? Orang New Zealand dan kata kepolisian, pelaku TNP/OPM dan sudah dibunuh 1,5 minggu setelah kejadian,” jelasnya.
“Bukan saya. Saya antipembunuhan manusia, tetapi rakyat Indonesia pasti bertanya, kenapa tidak bunuh semua TPN/OPM? Apa maksudnya? Hilangkan jejak? Atau benar profesional tentu ini dugaan yang butuh penyelidikan oleh lembaga independen,” tegasnya.
Terpisah, Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel CPL Eko Daryanto, menjelaskan bentrok dimasudk terjadi karena kesalahpahaman antara oknum anggota Satgas Pamrahwan Yonif 755/20/3-Kostrad dengan dua anggota Polres Mamberamo Raya.
“Sampai dengan keterangan pers ini diterbitkan, pihak Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua sedang menurunkan tim gabungan untuk melakukan penyelidikan di TKP dalam rangka mendapatkan keterangan, fakta-fakta kronologis yang sebenarnya,” jelasnya dalam keterangan tertulis hari ini.
0 Reviews:
Post a Comment