ilustrasi
BOGOTA – Seorang dokter di Kota Cali, Kolombia, pekan ini mengaku terusir dari apartemen yang baru delapan hari dia tempati. Dia diusir lantaran tetangganya khawatir dia akan menularkan virus corona (Covid-19).
Insiden itu hanya satu contoh dari sekian banyak bentuk perilaku diskriminasi yang dihadapi para tenaga medis di masa pandemi Covid-19 ini, terutama di kawasan Amerika Latin. Tidak hanya itu, beberapa dari tenaga kesehatan juga kerap diserang sejumlah oknum yang khawatir mereka akan tertular virus dari Wuhan, China, itu.
Dokter itu bernama Christian Botache. Dia masih amat muda, yaitu berusia 22 tahun. Botache pindah dari rumah keluarganya ke apartemen itu, saat kasus Covid-19 mulai mewabah di Kolombia. Dia sengaja pindah demi melindungi anggota keluarganya yang berusia lanjut dan berisiko terserang penyakit kronis.
Akan tetapi, para tetangga barunya di apartemen itu malah memprotes kedatangan Botache dan meminta pemilik apartemen segera mengusirnya. “Pemilik gedung memberi tahu bahwa penghuni lain takut dan mereka akan pindah jika saya tidak pergi,” kata Botache saat dihubungi via sambungan telepon video, dikutip Reuters, Sabtu (25/4/2020).
Pengelola apartemen pun lantas menyuruhnya pergi. Sampai saat ini, pemilik gedung dan penghuni apartemen itu belum dapat dihubungi untuk diminta tanggapan mengenai insiden pengusiran tenaga kesehatan tersebut.
Pemerintah Kolombia sampai tadi malam melaporkan lebih dari 4.800 penduduk positif tertular virus corona. Sebanyak 225 di antara mereka meninggal dunia. Sementara itu, lebih dari 300 tenaga kesehatan di negara itu juga ikut terjangkit Covid-19. Empat di antara mereka meninggal dunia, menurut keterangan Institut Kesehatan Nasional Kolombia.
Kasus diskriminasi terhadap tenaga medis di Kolombia juga dialami seorang ahli anestesi di Kota Bogota. Dia dilarang warga memasuki lingkungan tempat tinggalnya. Sejumlah media lokal pun memberitakan, ada grafiti bernada ancaman ditemukan di salah satu dinding apartemen ahli anestesi itu.
Lewat grafiti itu, seseorang yang tidak diketahui jati dirinya mengancam akan membunuh keluarga tenaga medis tersebut jika tidak segera hengkan dari tempat tinggalnya. Bagi para tenaga kesehatan yang tengah berjuang keras melawan wabah corona, sikap permusuhan dan ketololan yang ditunjukkan masyarakat itu jelas sangat menyedihkan.
“Saya kehilangan kendali dan mulai menangis,” kata Botache. “Lewat telepon, keluarga meminta saya tenang... Tapi saya tidak mendengar apa yang mereka katakan, saya tidak bisa bicara karena menangis,” ujar dia.
Botache saat ini telah pindah ke apartemen lain.
0 Reviews:
Post a Comment