Walikota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo
SURAKARTA - Pemerintah Kota Surakarta menyatakan kejadian luar biasa (KLB) virus corona, Jumat (13/3/2020) malam. Penetapan status ini setelah pemerintah pusat menyatakan pasien dengan pendampingan (PDP) di RSUD dr Moewardi yang meninggal dunia Rabu (11/3/2020) dinyatakan positif corona.
Dengan status ini Pemkot Surakarta membatasi aktivitas warga masyarakat. Termasuk anak anak sekolah diwajibkan belajar di rumah. Destinasi pariwisata juga ditutup termasuk kegiatan olahraga ditunda.
"Setelah ditetapkan KLB korona tentunya kita mengambil langkah langkah, langkah yang pertama CFD (car free day) libur sampai batas waktu yang belum ditentukan," ungkap Walikota FX Hadi Rudyatmo seusai rakor.
Hal ini lanjut Rudy, untuk menghindari banyak kerumunan dari masyarakat. Sehingga sekolah SD, SMP, Madrasah akan diliburkan. SMA/SMK karena masih ujian liburnya setelah ujian. Tapi PHBS harus dilakukan di sekolah," tandas dia.
Selain itu kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa juga akan diliburkan sementara waktu. Diantaranya pertunjukan wayang orang di Sriwedari, kegiatan Solo Menari, Musrenbang hingga olahraga di Stadion Manahan akan ditutup. Termasuk juga lokasi-lokasi wisata yang ada di Solo.
”Destinasi wisata libur dulu. Setelah 14 hari kedepan akan dievaluasi lagi. Bisa juga diperpanjang,” tambah Rudy.
Sedangkan untuk pasar tradisional dan pusat perbelanjaan masih tetap ada aktivitas dan tidak diliburkan. Hanya saja Pemkot Surakarta menekankan agar masyarakat yang datang ke pasar dan pusat perbelanjaan menekankan PHBS.
Meskipun dengan adanya kegiatan yang dibatasi juga berdampak pada perekonomian. Pemkot Surakarta akan terus memantau kondisi pasien yang ada di RSUD dr Moewardi.
"Jika kondisi di RSUD dr Moewardi membaik, maka status KLB bisa dicabut. Kami akan mengevaluasi selama 14 hari kedepan. KLB kan harus ada pencabutan," pungkasnya.