Militer Malaysia Keluar Barak untuk Jaga Lockdown
KUALA LUMPUR - Pemeritah Malaysia telah memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaraan virus corona di negaranya. Sejak diberlakukannya lockdown ternyata berimbas kepada rakyat miskin.
Seperti diutarakan oleh penarik becak di Malaysia bernama Rosman Alwi (53) mengaku tidak memiliki cukup uang membeli makanan sejak pembatasan interaksi (Social Distancing) dan sistem penguncian (lockdown) diberlakukan di negara itu.
Rosman terakhir mendapatkan dua penumpang pada Kamis lalu. Mereka merupakan wisatawan asal Johor.
Namun aktivitasnya kini dihentikan oleh polisi setempat dan ia bersama para penarik becak lainnya disuruh kembali ke rumah masing-masing.
"Jika saya pulang, saya tidak punya makanan di rumah. LSM biasanya memberikan makanan sehari-hari. Saya bahkan bersepeda ke semua tempat yang biasanya menjadi lokasi pengiriman makanan, tetapi mereka telah berhenti melakukannya. Saya sangat lapar sekarang," tegas Rosman.
Ia pun kemudian memperoleh uang senilai RM 10 dari reporter The Star yang melakukan peliputan tersebut, agar Rosman bisa membeli makanan.
Dikutip dari laman The Star, Senin (23/3/2020), para penarik becak di George Town, Penang, memang tengah menghadapi kelaparan karena makanan gratis yang biasanya mereka peroleh dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dihentikan untuk sementara waktu.
Sehingga banyak warga kurang mampu di Malaysia yang mulai mengalami kelaparan.
Perlu diketahui, pengendara becak di Penang biasanya jauh lebih tua dan tidak memiliki penghasilan sebanyak penarik becak di Melaka.
Ketua Komite Masyarakat Kesejahteraan dan Peduli negara bagian Phee Boon Poh mengatakan bahwa ia akan mengimbau Rosman untuk pulang.
"Saya harus tegas, saran saya untuk Rosman adalah pulang. Harap tetap di berada di rumah sampai 31 Maret dan berhenti berkeliaran," ujar Phee Boon Poh.
Dia menilai situasi saat ini sangat sulit, karena stok makanan yang biasa diperoleh di pasar modern pun mulai habis.
Padahal biasanya selalu ada supply makanan gratis bagi para warga kurang mampu di Malaysia.
"Saya menyadari situasinya, karena semua panik membeli, hypermarket dan supermarket tidak lagi memiliki sisa makanan untuk disumbangkan ke Bank Makanan Mutiara. Stok kami sangat minim sekarang," jelas Phee Boon Poh.
Menurutnya, biasanya makanan gratis terus didistribusikan melalui yayasan kepada mereka yang membutuhkan.
"Departemen Kesejahteraan bekerja sama dengan lembaga-lembaga amal untuk menyiapkan makanan dan mengirim dari rumah ke rumah bagi yang membutuhkan," kata Phee Boon Poh.
Boon Poh juga menekankan bahwa pihaknya akan terus mencari cara untuk mendistribusikan makanan kepada mereka.
Sehingga ia kembali mengimbau agar warga kurang mampu ini pulang dan berdiam di rumah untuk sementara waktu.
"Sebagian besar warga kurang mampu, memiliki rumah. Jadi silakan pulang. Kami bekerja keras untuk mencari cara yang aman untuk membantu Anda," pungkas Phee Boon Poh.
Di sisi lain, sebuah kelompok yang biasa mengumpulkan makanan dan berbagai macam kebutuhan untuk warga kurang mampu, Penang Community Care menyampaikan bahwa mereka menghentikan sementara pengiriman makanan di jalanan.
Presiden komunitas ini, Wendy Ang mengatakan jika para petugas kesejahteraan berada di garis depan dan diizinkan keluar oleh pemerintah, maka pihaknya bersedia mencari katering untuk memasak makanan agar bisa didistribusikan oleh petugas kepada warga kurang mampu.
"Saya setuju bahwa kami tidak boleh memberi makanan di jalanan selama pembatasan interaksi ini. Karena dengan berada di jalanan, kami bisa menyebarkan Covid-19 kepada warga kurang mampu itu. Tapi kalau petugas mau dan bisa mengirim makanan ke rumah mereka yang tidak mampu, kami bersedia menyediakan makanannya," tegas Wendy.
Sedangkan Komisioner Masyarakat Tzu Chi Merit Masyarakat Buddhis Penang Khoo Boo Leong mengatakan para relawannya telah diperintahkan untuk mundur sementara.
"Mereka bukan petugas kesehatan, sehingga kami tidak bisa mengambil risiko hidup mereka. Tapi kami siap membantu yang membutuhkan jika negara memanggil kami," kata Boo Leong