Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tak terima negara-negara bersenjata nuklir melarang Ankara untuk memiliki senjata nuklir. Meski demikian, dia tidak mengungkap apakah Ankara berencana untuk mendapatkan senjata mengerikan itu atau tidak.
"Beberapa negara memiliki rudal dengan hulu ledak nuklir, bukan satu atau dua. Tapi (mereka memberi tahu kami), kami tidak bisa memilikinya. Ini, saya tidak bisa menerimanya," katanya kepada anggota Partai AK di kota Sivas pada hari Rabu.
"Tidak ada negara maju di dunia yang tidak memilikinya," kata Erdogan. Faktanya, banyak negara maju tidak memiliki senjata nuklir.
Turki menandatangani Traktat Nonproliferasi Nuklir pada 1980, dan juga menandatangani Traktat Larangan Uji-Nuklir Komprehensif 1996, yang melarang semua peledakan nuklir untuk tujuan apa pun.
Erdogan mengisyaratkan bahwa dia menginginkan perlindungan yang sama untuk Turki seperti perlindungan yang dimiliki Israel.
"Kami memiliki Israel di dekatnya, seperti hampir tetangga. Mereka menakut-nakuti (bangsa lain) dengan memiliki ini. Tidak ada yang bisa menyentuh mereka," ujar Erdogan, dikutip Reuters, Kamis (5/9/2019).
Analis asing mengatakan Israel memiliki persenjataan nuklir yang cukup besar. Namun, negara Yahudi itu mempertahankan kebijakan ambiguitas seputar masalah nuklir, yakni menolak untuk mengonfirmasi atau menyangkal soal kepemilikan senjata tersebut.
(mas)