Wakil Sekretaris TKN, Raja Juli Antoni
INFILTRASI – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyelidiki dugaan pelanggaran kampanye pada Reuni Akbar Mujahid 212.
Wakil Sekretaris TKN, Raja Juli Antoni mengatakan pihaknya akan menunggu terlebih dahulu reaksi Bawaslu terhadap dugaan pada acara yang dihadiri calon presiden Prabowo Subianto itu.
“Kami minta kepada Bawaslu untuk menyelidiki secara objektif apakah pernyataan RS atau simbol-simbol lain itu bagian dari bagian pelanggaran kampanye. Jadi sekali lagi kami menunggu. Kami dalam posisi pasif untuk menunggu bagaimana Bawaslu menjadi institusi yang netral, menjadi wasit yang imparsial,” katanya di Posko Cemara, Jalan Cemara, No 19, Jakarta Pusat, Senin (3/12/2018).
Diberitakan sebelumnya, dalam Reuni 212 panitia memutar rekaman suara Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS). Kepada peserta, HRS mengajak agar memilih calon presiden hasil ijtima ulama pada Pilpres 2019. Dia juga menyerukan slogan 2019 ganti presiden.
Toni mengaku sebenarnya TKN sudah meyakini terdapat pelanggaran kampanye pada Reuni 212. Namun Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mengaku tetap akan menunggu itikad Bawaslu menjalankan tugasnya.
“Meskipun rasanya kalau kita mendengar potongan pidato Rizieq Shihab kemudia juga membaca transksrip di media online, memang ada ekspresi mendukung atau menolak atau meminta pergantian presiden tentu bermaksud pada calon tertentu pula,” terangnya.
“Tapi sekali lagi kami tidak mau terlalu dini karena ini domain Bawaslu. Kami hanya memohon kepada Bawaslu mereka menjadi wasit yang fair,” pungkas Toni.
(ikbal/inf)