Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (ist)
INFILTRASI - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan bahwa twit Dubes Saudi Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, mengandung dua kesalahan, yakni menyatakan bendera tauhid dan organisasi sesat.
Tweet itu dianggap menyinggung PBNU terkait pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid beberapa waktu lalu.
Kiai Said menyebutkan bahwa dua hal ini yang menjadi keberatan PBNU, dan dalam kaitan itu pihaknya menggelar konferensi pers. “Itu yang kami tidak terima,” katanya di Gedung PBNU Jakarta, Senin (2/12/2018) sore.
Pada kesempatan itu, KH Said Aqil membacakan tweet yang disebutnya punya Osama, sebagai berikut bunyinya. “‘Massa yang berjumlah lebih dari satu juta berkumpul demi menyatakan persatuan umat Islam merupakan reaksi keras terhadap dibakarnya bendera tauhid oleh seorang dari pihak organisasi sesat menyimpang kurang lebih sebulan yang lalu’ ini ucapan dia,” kata Aqil mengungkap bunyi tweet tersebut.
“‘Jadi kemarin itu Reuni 212 itu yang jumlahnya banyak itu karena menyikapi reksilah terhadap pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh oknum dari organisasi sesat. Dengan dihadiri oleh capres no 02 Prabowo Subianto, wakil ketua parlemen Fadli Zon dan lain-lain bapak-bapak wakil Indonesia'” bunyi tweet seperti dibacakan KH Said Aqil.
Kiai Said menyampaikan bahwa dubes tersebut melanggar etika diplomatik negara. “Tidak boleh ikut campur urusan negara lain,” jelas kiai yang pernah mengenyam studi di Arab Saudi itu.
Menurut dia, permasalahan bendera itu sudah selesai. PBNU sudah menyatakan penyesalan atas adanya pembakaran bendera itu. Walaupun, itu adalah bendera HTI, bukan bendera tauhid. “Sudah diproses hukum, sudah disanksi, sudah divonis si pelaku,” ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah itu menyebutkan bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah menyelesaikan kasus tersebut dengan mengumpulkan berbagai ormas, termasuk NU, dengan Polri dan TNI. “Sudah selesailah. Karena sudah terbakar, terbakar. Masa mau diutuhkan lagi. Sudah terbakar ya sudah,” terangnya.
Ditegaskannya, PBNU jugatelah berkunjung ke pengurus Muhammadiyah agar semakin mendinginkan masalah. “Tapi kok sekarang diungkit-ungkit lagi,” pungkasnya.
Belakangan, setelah menuai banyak keberatan, pihak Dubes Arab Saudi kemudian menghapus komentar tersebut dari akun twitter tersebut.
(*/inf)