Basuki Hadimuljono
INFILTRASI – Menteri PUPR Basuki Hadimuljono membantah insiden penembakan pekerja pembangunan jembatan di segmen 5 jalur Trans Papua karena ada penolakan pembebasan lahan dari warga.
Basuki mengatakan, warga Papua justru mendukung pembangunan infrastruktur yang dinilai memudahkan akses kegiatan masyarakat dan suplai bahan pokok tersebut.
“Kalau warga semua sudah menunggu-nunggu (pembangunan infrastruktur), di sepenjang jalan ini. Disepajang Trans Papua tidak ada yang menolak,” kata Basuki kepada wartawan di kantor Kementerian PUPR, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018).
Dia menjelaskan, insiden ini murni kejahatan yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Namun demikian, di tidak bisa menjelaskan alasan penembakan karena wewenang aparat keamanan.
Untuk itu, Basuki menyapaikan bahwa pembangunan infrastruktur tidaklah mudah hanya semata-mata ada dana dan tanah. Melainkan harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan termasuk keselamatan pekerja.
“Ada tanah, ada jalan, ada uang tapi di daerah ketinggian dengan cuaca oksigen tipis pelaksanaannya juga menjadi lebih panjang. Di Papua ini ditambah lagi masih ada gangguan keamanan seperti ini,” ujar dia.
Basuki belum bisa memastikan jumlah korban dan kronologis kejadian. Saat ini Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tengah mengirimkan prajuritnya untuk melihat kondisi terahir. Dia juga belum bisa pastikan apakah korban seluruhnya pekerja pembangunan jembatan atau ada ASN dari Kementerian PUPR.
“Kalau kejadiannya pagi pasti (ASN Kementerian PUPR belum ada di jembatan,” kata dia.
Meski telah menghentikan sementara pembangunan jembatan segmen 5 di jalur Trans Papua namun Basuki tegaskan pemerintah akan tetap melanjutkan pekerjaan saat kondisi dinyatakan aman untuk memberikan keadilan bagi warga Papua.
(yendhi/mb/inf)