(ist/foto dok PBNU)
INFILTRASI - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan, kalangan pemilih muslim lebih banyak mendukung Jokowi-Ma'ruf dibandingkan Prabowo-Sandi.
Jokowi-Ma'ruf unggul di tiga kategori pemilih yang bergabung dengan Muhammadiyah dan NU (Munu) maupun ormas Islam di luar keduanya. Prabowo-Sandi cenderung hanya meraih dukungan dari anggota atau simpatisan Persatuan Alumni (PA) 212.
"Kebanyakan (ormas Islam) di belakang Jokowi-Ma'ruf. Hanya PA 212 yang masih banyak di Prabowo-Sandi," kata peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, dalam konferensi pers di di Jakarta, belum lama ini.
Survei itu mencatat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di basis pemilih muslim mencapai 52,7 persen. Elektabilitas petahana unggul telak jika dibandingkan Prabowo-Sandiaga dengan selisih 24,8 persen.
Pada basis pemilih berlatar belakang NU, Jokowi-Ma'ruf meraih elektabilitas 54,7 persen. Sementara, Prabowo-Sandi hanya memperoleh suara 27 persen.
Pada basis pemilih Muhammadiyah pun Jokowi-Ma’ruf tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 50%. Sementara perolehan suara Prabowo-Sandiaga hanya 35,7 persen.
Bahkan, perolehan suara Jokowi-Ma'ruf di basis pemilih dari ormas Islam di luar NU-Muhammadiyah malah mencapai 60%. Dari segmen yang sama, Prabowo-Sandi hanya mendapat 26,7 persen.
Sebaliknya, Prabowo-Sandiaga meraih elektabilitas sebesar 61,1 persen dari pemilih PA 212. Di sini Jokowi-Ma'ruf harus puas dengan perolehan suara sebesar 27,4 persen.
Besarnya dukungan warga NU bagi Jokowi-Ma'ruf seperti terlihat dari survei ini sudah diduga. Sebab, seperti kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, posisi KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres otomatis membuat warga NU akan berjuang memenangkan pasangan itu.
"Tidak usah digerakkan, otomatis akan bergerak sendiri," kata Said Aqil dalam jumpa pers di Kantor PBNU Jakarta.
Said mengatakan, warga NU pasti merasa punya tanggung jawab moral untuk mendukung Kiai Ma'ruf.
Terpilihnya KH Ma'ruf Amin yang merupakan mantan Rais Aam PBNU serta kader NU sejak muda menjadi cawapres juga meningkatkan kebanggaan dan rasa percaya diri kader dan warga NU.
"Jadi, tidak usah dibayar, tidak usah didorong, akan kampanye semua," kata Said Aqil.
Sementara ihwal dukungan dalam pilpres,Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, posisi Muhammadiyah secara organisatoris tetap pada khittahnya, yaitu tidak terlibat politik praktis. Namun Muhammadiyah menghargai hak warganya untuk menentukan pilihannya masing-masing.
"Warga Muhammadiyah sebagai warga bangsa tentu cerdas, sudah punya pilihan politik, visi politik, yang tentu ini hak seluruh warga," kata Haedar
Pernyataan Said Aqil diamini Rully Akbar. Menurutnya, pemilih muslim banyak mendukung Jokowi lantaran merasa terwakili sosok Kiai Ma'ruf sebagai calon wakil presiden. Ma'ruf dianggap sebagai cawapres dari kalangan ulama.
(*/inf)