Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
INFILTRASI - Penyebaran dan pemasangan alat peraga kampanye (APK) seperti poster dan stiker calon presiden nomor 01 Joko Widodo yang masif di 31 kabupaten/kota se-Jawa Tengah merupakan upaya pembusukan. Pasalnya, APK yang berlatar lambang PDIP itu menampilkan gambar Jokowi yang menggunakan mahkota mirip raja. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memastikan bukan pihaknya yang memasang APK tersebut.
“Itu kami nyatakan bukan dari kami, bukan dari PDIP. Ada pihak-pihak yang mencoba untuk mendiskreditkan PDIP bersama dengan Pak Jokowi di Jawa Tengah,” tegas Hasto di Posko Cemara, Jakarta, kemarin.
Menurutnya, pemasangan APK tersebut tidak pas untuk memenuhi aspek estetika, apa lagi dalam strategi komunikasi kampanye. “Kami tidak tahu siapa yang masang. Kami berkoordinasi dari dewan pimpinan daerah PDIP dengan Bawaslu, karena itu bukan kami yang masang,” kata Hasto.
Komisioner Bawaslu Pati, Jawa Tengah, Suyatno, mengatakan pelaku pemasangan poster di wilayah Pati sudah ditemukan, yakni RQ. Berdasarkan pengakuannya, pelaku bukan anggota partai atau tim kampanye Jokowi-Amin. “Pelaku memang sengaja dibayar orang tertentu untuk memasang poster itu sebanyak 4.120 poster dan baliho, dan sebanyak 60% sudah terpasang,” jelas Suyatno.
Pelaku ialah warga Pati yang diajak sese-orang yang mengaku anggota DPD PDIP Jateng. Mereka bertemu di Semarang kemudian diberikan poster dan baliho serta uang. Biayanya Rp10 ribu - Rp25 ribu per poster/baliho. “Saya belum bisa menyampaikan siapa dalang penyebar APK tersebut,” kata Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto.
Berdasarkan penelusuran kader PDIP, kata Bambang, aksi pemasangan APK itu cukup sistematis, tersebar di seluruh kabupaten kota se-Jateng. Setiap desa dipasang 10 poster dan pemasang dibayar Rp10 ribu per poster. Adapun stiker yang dipasang di angkuran umum dibayar Rp100 ribu dan mereka mau saja karena mengira pemasangan itu murni untuk mendukung Jokowi.
(mdi/inf)