Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri
INFILTRASI - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri prihatin dengan sikap saling hujat yang terjadi akhir-akhir ini, terutama di media sosial.
Puluhan tahun berkecimpung di dunia politik, Mega mengaku tidak pernah menghujat lawan politiknya. Bahkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dia mengatakan saling menaruh rasa hormat.
“Nggak pernah saya menghujat orang. Boleh cari di mana. Ngomongin siapa-siapa, nggak. Sampai Pak Prabowo pun dengan saya hormat. Karena saya tidak pernah mengatakan hal-hal yang jelek. Prabowo juga tidak pernah menjelekkan saya. Ndak pernah,” ujarnya saat memberikan pembekalan kepada calon anggota legislatif PDIP di kantor DPP PDIP, Jalan P. Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018)
Presiden RI ke-5 itu menilai pihak-pihak di sekeliling Prabowo yang kerap mengkritisi pemerintah denga cara yang kurang baik.
” Kalau saya bilang, kasihan beliau. Kenapa orang di lingkungannya seperti begitu? Seakan-akan itu adalah orang di lingkungannya yang selalu menjalankan hal-hal yang buruk, yang mengkritisi pemerintah dengan cara yang menurut saya bukan kritikan positif,” imbuhnya.
Putri Proklamator Soekarno itu tidak khawatir dirundung karena menyinggung Prabowo dalam sambutannya. Mega mengaku bisa langsung menghubungi Prabowo jika omongannya tidak tersampaikan secara utuh.
“Karena seringkali saya punya (omongan) kan dicacah-cacah juga. Adalah sebuah hal yang sangat sulit bahwa saya pidato bisa (dimuat) semuanya. Mungkin karena itu dicacah-cacah, konteks saya bicara jadi hilang,” tandasnya.
“Tapi ya nggak apa-apa lah. Kalau saya sebut Pak prabowo dibully, saya telepon Pak prabowo,” imbuh Mega.
Lebih lanjut Megawati merasa prihatin denga upaya-upaya mengadu domba sesama anak bangsa akhir-akhir-akhir ini, terutama memasuki tahun politik.
“Kenapa sih republik ini dibuat seperti ini? Sebuah negara yang dibangun dan bangsa yang dibangun dengan susah payah, sepertinya sekarang mau dipisah-pisahkan, diadu domba dengan segala cara. Ya tentu saya tidak bisa menerima,” tegasnya.
“Apa keuntungan kita buat republik ini? hanya mau cari menang? Kalau selalu didengung-dengungkankan, luber, langsung umum bebas rahasia dan jurdil, jujur dan adil, mana? Kok tidak didengung-dengungkan. Karena kalau kita mau membangun demokrasi, ya demokasi yang bagus dong,” tuntas Mega.
(ikbal/inf)