Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Malang
INFILTRASI - Kementrian Agama akan menerbitkan kartu nikah sebagai pelengkap buku nikah. Di Kota Malang, lima Kantor Urusan Agama (KUA) akan menjadi pilot project penertiban kartu nikah tersebut. Rencananya, penerbitan kartu nikah akan diujicobakan pada Desember 2018 mendatang.
Penerbitan kartu nikah tersebut, berdasarkan pada Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 19 tahun 2018 tentang pencatatan perkawinan Pasal 1 ayat 7 yang berbunyi, kartu perkawinan adalah buku pencatatan perkawinan dalam bentuk kartu elektronik dan Pasal 18 ayat 1 yang berbunyi pasangan suami istri memperoleh buku pencatatan perkawinan dan kartu perkawinan.
Kasi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Kota Malang Mohammad Rosyad mengungkapkan, jika kartu nikah bukanlah menjadi pengganti buku nikah yang selama ini sudah diterbitkan. "Kartu nikah adalah pelengkap buku nikah itu sendiri, bukan pengganti buku nikah. Jadi nanti warga yang menikah akan dapat dua, buku nikah dan kartu nikah," kata Rosyad, Selasa (13/11/2018).
Saat ini, Kemenag Kota Malang berupaya melakukan serangkaian sosialisasi. Sebab, dengan adanya penambahan fasilitas tersebut, tentunya juga akan menambah alat yang dibutuhkan untuk mencetak kartu nikah. "Sehingga, sumber daya manusianya juga harus diberi pemahaman terkait kebijakan ini," tuturnya.
Rencananya, Kepala KUA dan kasi di Jawa Timur akan dikumpulkan di Surabaya 21 November mendatang. Dalam sosialisasi tersebut, petugas KUA akan diberi printer kartu nikah. Sebab selama ini, Kemenag telah menerbitkan buku nikah melalui Simkah (Sistem Informasi Manajemen Nikah) web. Nantinya, akan ada produk baru melalui aplikasi tersebut, yakni kartu nikah.
"Pada tanggal 27-28 November, giliran operator simkah yang akan diundang untuk diberikan sosialisasi. Kemarin Kemenag launching produk kartu nikah. Jadi, dari register nanti, selain dapat buku nikah juga ada fasilitas kartu nikah," imbuh Rosyad.
Di Jawa Timur, rencananya ada 51 KUA yang akan menjadi pilot project produk baru tersebut. Lima diantarannya berada di Kota Malang. Kota Malabg terpilih menjadi salah satu kota pilot project lantaran SDM-nya dinilai sudah memahami IT. "Meskipun demikian kami tetap harus melakukan persiapan khusus, karena orang Kemenag bukan ahli IT, tapi pengguna," tandasnya.
(ho/inf)