ilustrasi
INFILTRASI - Partai Demokrat santer dikabarkan tak solid di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Meski sudah memutuskan untuk mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, sejumlah elite Demokrat membebaskan kadernya untuk menentukan pilihan sendiri. Termasuk jika ingin mendukung calon presiden lain.
Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Lukman Edy angkat bicara atas polemik di Partai Demokrat. Menurutnya, dukungan setengah hati hanya ada di kubu sebelah. Sedangkan, untuk Jokowi-Ma’ruf Amin, para partai pengusung tetap solid dan sepenuh hati mendukung demi meraih kemenangan di Pilpres 2019.
“Mereka mulai galau. Bagi kami itu berkah. Tapi bagi mereka itu silakan benahi lagi,” kata Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu saat ditemui di Palembang, Jumat (23/11).
Partai pendukung Jokowi-Ma’ruf amin mulai dari tertinggi hingga terendah, tidak ada yang mengeluarkan pernyataan yang kontra positif. Misalnya, PKB yang telah mengintruksikan untuk mengkampanyekan Jokowi-Ma’ruf dan itu sudah dilaksanakan.
Begitu juga dengan 9 parpol pendukung lainnya. “Jadi dukungan setengah hati itu tidak berlaku bagi kami. Hanya di kubu sebelah. Bahkan, tokoh setingkat Pak SBY (Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono) pun khawatir,” tukasnya.
Seperti diketahui, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhi Baskoro Yudhoyono sempat menyebutkan dukungan di Pilpres harus memperhatikan kultur wilayah masing-masing. Sikap ini hampir terjadi di seluruh parpol.
“Memang internal mayoritas dukung Prabowo. Tapi ada juga sesuai kultur memilih Jokowi. Tentu kami tidak bisa lakukan punishment,” kata politikus yang akrab disapa Ibas itu.
Menurutnya, Partai Demokrat memainkan strategi yang cerdas. Bukan ingin membangun politik yang cerdas dengan mengajak masyarakat pada opsi-opsi.
(lim/inf)