Dubes Inggris Akui Sekutu AS Sponsor Terorisme Terbesar di Irak
INFILTRASI - Jonathan Wilks, Duta Besar Inggris di Baghdad dalam pernyataan penting mengakui bahwa Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) adalah sponsor terorisme terbesar di Irak.
Terorisme adalah salah satu ancaman paling penting yang dihadapi Timur Tengah pada umumnya dan bangsa Irak khususnya, terutama dalam satu dekade terakhir. Salah satu manifestasi terorisme yang paling menonjol adalah Negara Islam Irak dan Syam yang dikenal sebagai Daesh atau ISIS.
Pada Juni 2014, kelompok teroris Daesh berhasil memasuki sebagian Irak. Kelompok teroris ini kemudian mengambil alih sepertiga geografi Irak, membunuh dan melukai ribuan warga Irak serta menelantarkan jutaan orang sebagai akibat dari kejahatan brutal dan kekerasan yang mereka lakukan.
Di sisi lain, masalah dukungan untuk terorisme adalah salah satu isu penting yang telah menjadi dalih untuk memberikan tekanan pada negara-negara poros perlawanan, terutama Republik Islam Iran. Ada banyak dokumen yang kredibel dan memberikan dasar terkait pembentukan terorisme, terutama terorisme jenis Daesh dan penyebarannya oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Mohammad Ali Basiri, analis politik Iran mengatakan, "Inti pertama dari pembentukan Daesh kembali ke era setelah invasi Amerika Serikat ke Irak. Memang, Daesh sekarang muncul dari kelompok monoteisme dan jihad yang sama, yang dibentuk pada tahun 2004 di bawah kepemimpinan Abu Musab al-Zarqawi. Pembentukan kelompok-kelompok ini dibentuk oleh kebijakan Amerika di Irak."
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat saat ini di masa kampanye pemilihan presiden AS 2016, secara eksplisit menyatakan bahwa kelompok teroris Daesh dibentuk dengan dukungan Barack Obama dan Hillary Clinton.
Pengakuan Duta Besar Inggris di Baghdad Jonathan Wilks terkait dukungan finansial Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab untuk mendukung terorisme di Irak adalah dokumen lain yang menunjukkan tidak hanya pembentukan Daesh oleh Amerika Serikat, tetapi juga perluasan area fungsional dan geografis dari kelompok teroris ini dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutu Arabnya.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun pernyataan-pernyataan ini, dan tentu saja, dokumen-dokumen tentang dukungan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya untuk terorisme di Irak, Washington sedang mencoba untuk membalikkan realitas di Irak dengan menggunakan media dan kelompok-kelompok perlawanan Islam Irak Khususnya, al-Hashd al-Shaabi dituduh mendukung terorisme dan mempromosikan kekerasan di negara tersebut.
Tuduhan itu didasarkan pada fakta bahwa, di satu sisi, kelompok-kelompok perlawanan Islam, terutama al-Hashd al-Shaabi, memainkan peran tak terbantahkan dalam mengalahkan Daesh di Irak, dan di sisi lain, Amerika Serikat dan sekutu Arabnya melakukan banyak upaya untuk mencegah kekalahan Daesh. Sampai saat ini sisa-sisa kelompok teroris Daesh masih ada di beberapa bagian negara Irak dan berusaha untuk terus aktif di Irak dengan membentuk kelompok-kelompok baru.
(prs/inf)