ilustrasi
INFILTRASI - Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat terjadi belakangan membuat indeks acuan domestik menjadi cukup murah.
Head of Capital Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, Price Earning Ratio (PER) IHSG yang wajar sebesar 15 kali.
Mengutip laporan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata PE ratio IHSG per Kamis lalu (22/11) di posisi 13,4 kali.
"Ini masih cukup murah karena di bawah rata-rata indeks yang sebesar 17 kali hingga 18 kali,” ujar Wawan kepada kontan.co.id di sela-sela acara hari kedua Indonesia Investment Conference & Exhibition (IICE) 2018 di Hotel Ritz Carlton Pacific Place,Jakarta, Kamis (22/11).
Perkembangan IHSG hingga akhir tahun nanti akan dipengaruhi keputusan kenaikan bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.
Selain itu, turut dipengaruhi oleh hasil pemilu parlemen AS yang dimenangkan oleh Demokrat dan membuat banyak aliran dana kembali ke emerging market.
“Investor pun sudah melakukan forward looking, sehingga arus kas balik masih terus terjadi di pasar modal Indonesia terutama ke pasar SUN serta pasar saham dan tentu akan menjadi driver bagi IHSG,” tambahnya.
Dari sisi sentimen internal, ia melihat inflasi masih cukup rendah dan kinerja para emiten pada kuartal III 2018 yang umumnya cukup baik sehingga akan turut mengiringi pergerakan indeks hingga akhir 2018.
Maka Wawan pun optimis pergerakan indeks hingga akhir 2018 akan kembali ke level awal tahun yang sebesar 6.300. “Tapi kalau diprediksi secara konservatif hanya mencapai level 6.100,” lanjutnya.
Sedangkan untuk tahun depan, ia melihat sentimen dari dalam negeri seperti pemilu serentak hingga program-program pemerintah akan menjadi penggerak indeks.
“Banyaknya caleg dalam pemilu serentak tentu akan membuat banyak aliran dana keluar untuk kampanye sehingga bisa membantu menggerakan rupiah dan tentu akan mempengaruhi indeks,” tuturnya.
Selanjutnya, Wawan bilang jika Jokowi terpilih lagi, maka tentu saja program-programnya akan terus dilanjutkan. “Sementara jika kubu Prabowo yang menang, maka perlu dilihat program-programnya,” tambahnya.
Tapi hemat Wawan, siapapun yang bakal menang, indeks tetap akan terus naik karena pasar modal dan pemilu memiliki alurnya sendiri-sendiri.
Maka, ia optimistis, IHSG pada tahun 2019 nanti ditargetkan mampu mencapai level 6.800 atau naik 7% hingga 11% dari estimasi akhir tahun ini.
(Krisantus de Rosari/inf)