Sejarawan Universitas Indonesia Andi Achdian
JAKARTA - Sejarawan Universitas Indonesia Andi Achdian menilai Pancasila tidak akan ada dan menjadi dasar negara Indonesia jika Soekarno tidak dilahirkan ke dunia.
Menurutnya belum tentu ada tokoh lain yang memiliki pemikiran hingga mencetuskan Pancasila seperti yang dikumandangkannya pada 73 tahun yang lalu.
Soekarno mengusulkan lima prinsip yang dinamai Pancasila sebagai dasar negara dalam rapat Badan Penyelenggara Urusan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1 Juni 1945 silam.
"Belum tentu ada tapi tidak menutup kemungkinan. Saya kira kita cukup beruntung memiliki Soekarno dalam hal ini," tutur Andi saat dihubungi awak media, Kamis malam (31/5).
Andi menjelaskan bahwa masa menjelang Indonesia merdeka, memang banyak tokoh yang memiliki pandangan yang cenderung mirip.
Kesamaan pandangan itu yakni bagaimana mempersatukan masyarakat yang plural atau memiliki banyak perbedaan, seperti suku, agama, dan bahasa.
Meski begitu, kata Andi, hanya Soekarno yang memiliki usul tentang dasar negara yang paling cocok untuk mempersatukan masyarakat Indonesia.
"Sutan Sjahrir dan (Mohammad) Hatta cenderung menyerap ide-ide barat. Saya kira warnanya akan berbeda. Mohammad Yamin juga latar belakangnya hukum dan Soepomo mengedepankan aspek negara integralistik," kata Andi.
Soekarno, kata Andi, memiliki pengalaman lebih banyak dalam hal melihat masyarakat Indonesia di berbagai daerah.
Pengalaman itu Soekarno dapat saat diasingkan ke Pulau Ende. Kemudian, di Bengkulu dan tempat-tempat lain yang dia tinggali.
Setiap pengalaman bersama masyarakat yang berbeda-beda itu diresapi betul oleh Sukarno hingga memahami keragaman yang ada.
Soekarno juga memahami pemikiran-pemikiran tokoh besar dari bangsa lain. Misalnya tokoh Amerika Serikat Thomas Jefferson yang merumuskan Declaration of Independence.
Kemudian, Soekarno juga akrab dengan pemikiran Sun Yat Sen, tokoh nasionalis China yang mencetuskan San Min Chu-i atau tiga asas kerakyatan.
San Min Chu-i itu terdiri dari kebangsaan atau nasionalisme, kerakyatan atau demokrasi, dan kesejahteraan atau sosialisme.
Selain itu banyak pula tokoh lain yang mempengaruhi pemikiran Soekarno.
Pengalaman hidup bersama rakyat yang beragam, ditambah asupan pemikiran tokoh-tokoh besar negara lain, membuat Soekarno dapat mencetuskan Pancasila.
Bahkan, kata Andi, Pancasila Soekarno memiliki nilai universal.
"Pengalaman Indonesia tapi bersinergi dengan pemikiran dunia. Pancasila itu enggak cuma untuk Indonesia. Bisa diterapkan secara universal," pungkas Andi.
(re/in)