ilustrasi gambar Bung Karno
ENDE - Menteri Dalam Tjahjo Kumolo merasa bersyukur dapat hadir di tengah masyarakat Nusa Tenggara Timur yang sedang merayakan rangkaian peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni yang berlangsung di Ende, Flores, NTT.
Menurutnya, peringatan hari lahir Pancasila yang berlangsu selama sebulan penuh karena Juni ditetapkan sebagai Bulan Bung Karno, setidaknya untuk mengambil inspirasi dari impian dan imajinasi Bung Karno sebagai seorang tokoh nasional yang oleh Belanda di buang ke Ende.
"Ternyata ada api semangat dari Ende yang akhirnya beliau mampu menggali dan menjabarkan Pancasila," kata Tjahjo seusai membuka festifal budaya dalam rangka peringatan hari lahir Pancasila, di Ende, Kamis (31/5) malam.
Menurutnya, festifal budaya merupakan kegiatan positif yang harus mendapatkan dukungan dari pemerintah agar keberagaman budaya di suatu daerah dapat terekapos ke tingkat nasional dan internasional. "Ende itu bagian dari NKRI. Maka perlu ada pesta budaya supaya tahu keragaman budayanya," kata politikus PDIP itu.
Apalagi, imbuhnya, di Ende hubungan mesra antaragama sudah terjalin lama, jauh sebelum bangsa ini menikmati alam kemerdekaan.
"Kegotongroyongan harus digali. Musyawarah harus digali. Saya kira ini bentuk-bentuk yang harus dilestarikan," tegasnya.
Dalam kaitan itu, kata dia, siapa pun yang mejadi bupati, gubernur di NTT berkewajiban untuk terus memupuk nilai-nilai budaya dan nilai-nilai pariwisatanya. "Flores bukan pulau terpencil dan Ende bukan kota terasing. Daerah ini harus kita kembangkan untuk mempercepat pembangunan dan kesejahteraan," paparnya.
Langkah dan semangat Itulah yang diinginkan Presiden Jokowi. "Beliau mengeluarkan keppres mengenai 1 Juni lahirnya Pancasila, supaya orang berpikir Bung Karno menggali Pancasila, diawali dari kota Ende ini. Di bawah pohon sukun beliau merenung tentang masa depan nusantara. Tapi Ende menjadi bagian daripada inspirasi secara nasional."
(ol/in)