Situasi demonstrasi di Gaza
MOSKOW - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menyatakan, pihaknya khawatir dengan perkembangan situasi di Gaza. Zakharova lalu menyatakan, Moskow mendesak semua pihak untuk menahan diri guna menghindari ketegangan lebih lanjut.
Berbicara dalam konferensi pers di Moskow, Zakharova menyatakan warga Palestina memiliki hak untuk melakukan protes atas sesutau yang mereka rasa tidak benar. Ia juga menegaskan bahwa penggunaan kekuatan secara berlebihan, dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan.
"Moskow sangat prihatin tentang eskalasi berbahaya ini, kami menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarga dan kerabat warga Palestina yang tewas. Kami juga berharap mereka yang terluka untuk segera pulih," kata Zakharova, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (16/5).
"Kami juga menegaskan kembali hak Palestina untuk melakukan demonstrasi damai dan mengutuk penggunaan kekuatan militer terhadap penduduk sipil, kami sekali lagi meminta pihak-pihak yang terlibat untuk menahan diri dan melepaskan langkah-langkah yang memicu ketegangan tambahan," sambungnya.
Zakharova di kesempatan yang sama juga mengatakan bahwa posisi Rusia di Yerusalem tetap tidak berubah. "Moskow tetap mendukung solusi dua negara," ungkapnya.
Setidaknya 62 demonstran Palestina yang melakukan aksi perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel untuk memprotes pemindahaan kedutaan Amerika Serikat (AS) tewas ditembaki oleh tentara Israel. Pembantaian itu telah memicu kecaman global, dengan banyak pemimpin dunia yang mengutuk Israel.
Namun, berbeda dengan banyak negara di dunia, AS justru menyalahkan Hamas atas banyaknya korban jatuh dalam demonstrasi tersebut. Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley menyatakan, Hamas adalah pihak di balik aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi di perbatasan Gaza dan Israel. Menurut Haley, Hamas juga merupakan pihak yang memicu bentrokan dengan tentara Israel.
Dia kemudian memuji sikap Israel terkait bentrokan tersebut. Haley menyatakan, Israel adalah negara paling tenang dan paling bisa menahan diri yang pernah dia tahu.
"Tidak ada negara di ruangan ini akan bertindak dengan lebih menahan diri daripada Israel. Bahkan, catatan beberapa negara di sini hari ini menunjukkan bahwa mereka akan jauh lebih terkendali," ungkapnya.
(esn/in)