Cawagub Nusa Tenggara Timur (NTT) Emelia Julia Nomleni
SOE - Kasus human trafficking (perdagangan orang) banyak terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satu wilayah dengan angka perdagangan orang tertinggi adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sampai-sampai, sang bupati dijuluki 'Bupati Trafficking'.
Hal ini menarik simpati banyak pihak, salah satunya Cawagub Nusa Tenggara Timur (NTT) Emelia Julia Nomleni. Mama Emi, sapaan Emelia, mengakui bahwa penyumbang terbesar kasus human trafficking adalah Kabupaten TTS.
Demi mencegah kasus perdagangan orang terus terjadi, Mama Emi mengaku telah menyiapkan program berupa bantuan modal terutama untuk para perempuan dan pemuda agar bisa membuka usaha di tanah kelahirannya sendiri.
"Kasus penjualan orang, di TTS paling banyak. Dan kita selalu saja menerima jenazah orang-orang kita yang bekerja di luar. Untuk itu, kami menyiapkan modal bagi para perempuan dan pemuda, agar mereka bisa membuka usaha dan bekerja di sini," kata Mama Emi saat mengunjungi masyarakat di Kecamatan Molo Barat, Kabupaten TTS, NTT, Rabu (23/5/2018).
Dia mengatakan, paket Marhaen akan menyiapkan modal kepada masyarakat, dan itu terwujud dalam bentuk program Anggur Merah.
"Namun untuk kali ini, angkanya kita naikkan menjadi Rp 500 juta per desa per tahun. Tentu dengan berbagai evaluasi. Saya percaya, jika penguatan-penguatan modal ini disiapkan pemerintah dan dikelola masyarakat, angka human trafficking akan berkurang," jelasnya.
Selain memberikan modal, Mama Emi juga mengimbau agar para aparat desa mencatat warga desa yang ke luar desa dan mencari kerja di tempat lain.
"Agar kita bisa tahu siapa saja yang ke luar desa. Karena yang terjadi sekarang ini, para perekrut akan menggunakan berbagai cara dalam menjaring korban human trafficking," akunya.
Mama Emi menjelaskan, para perekrut tidak dengan begitu saja berhenti merayu orang untuk menjadi TKI ilegal, karena keuntungan yang mereka dapatkan sangat besar.
"Orang sekarang cari satu kepala seharga Rp 12 juta. Jadi misalnya dia rekrut sepuluh orang saja, dia sudah dapat Rp 120 juta. Bayangkan, dia yang dapat senang, anak kita yang sengsara," tuturnya.
Untuk itu, Mama Emi sangat yakin, jika pemerintah menyiapkan modal, keinginan masyarakat mencari kerja ke luar daerah akan berkurang, dan kasus humman trafficking di TTS bisa teratasi.
(red/in)