Tank tempur buatan Rusia (ist)
MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin, Kamis (22/2) mengumumkan, keunggulan Moskow di bidang kesiapan militer, kualitas dan teknologi Angkatan Bersenjata, yang berhasil bangkit kembali.
Di saat yang sama, Putin juga menekankan upaya memperkuat kemampuan pencegahan nuklir Rusia. Sekalipun Uni Soviet di era perang dingin termasuk salah satu super power dunia dan merupakan negara yang memiliki Angkatan Bersenjata terkuat di dunia selain Amerika Serikat.
Akan tetapi pasca keruntuhan Uni Soviet di tahun 1991 dan lahirnya Rusia sebagai penggantinya, tren penurunan kekuatan militer Rusia di dekade 90-an berlangsung cukup cepat.
Pada dekade 90-an, Rusia memiliki pasukan dan peralatan militer terburuk sepanjang sejarah negara itu, bahkan kekuatan strategis nuklir Rusia yang memainkan fungsi pencegahan dalam menghadapi kekuatan nuklir Amerika, turun hingga ke level yang menyedihkan.
Sejak periode pertama kepemimpinan Vladimir Putin yaitu tahun 2000, upaya Rusia untuk kembali bangkit sebagai sebuah kekuatan global, di samping faktor-faktor lainnya seperti peningkatan harga minyak, telah membuka kesempatan besar modernisasi militer bagi Rusia.
Putin adalah salah satu pelopor modernisasi angkatan bersenjata rusia, dan ia telah melakukan banyak upaya penelitian terkait masalah ini sejak 17 tahun lalu. Pemerintah Rusia dalam beberapa tahun terakhir menaikkan anggaran militernya dan memodernisasi angkatan bersenjata serta alutsista negara ini dengan melakukan sejumlah langkah penting.
Perhatian khusus pemerintah Rusia terpusat pada modernisasi kemampuan nuklir, dan Moskow mencadangkan anggaran yang cukup besar untuk modernisasi hingga tahun 2020. Isu bangkitnya kekuatan militer Rusia terutama pasca pecahnya krisis Ukraina tahun 2014 dan konfrontasi militer Rusia dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO di timur Eropa, dianggap sebagai masalah yang penting.
Bahkan masalah seperti penurunan harga minyak sebagai sumber pendapatan asli Rusia tidak mampu mencegah berlanjutnya proses modernisasi militer negara itu. Dalam pandangan Putin, penurunan anggaran pertahanan dan melemahnya angkatan bersenjata Rusia telah membuat Barat semakin lancang terhadap negara ini, terutama di timur Eropa.
Di sisi lain, menurut pendapat Vladimir Pozner, jurnalis terkemuka Rusia, para pejabat Rusia memandang peningkatan berkelanjutan ancaman NATO sebagai ancaman nyata.
Namun demikian, modernisasi angkatan bersenjata dan kekuatan strategis nuklir Rusia sangat penting bagi Kremlin dilihat dari sudut lain, dan itu adalah bangkitnya kembali Rusia sebagai sebuah kekuatan global dengan kemampuan berpengaruh di berbagai kawasan dunia.
Sementara Andrey Koshkin, pakar militer Rusia menuturkan, saat ini ketika Rusia mandiri dan independen dalam kebijakan luar negerinya, NATO dan Amerika Serikat mulai berbicara soal invasi yang mungkin dilakukan oleh Moskow.
Kehadiran efektif Rusia di timur Eropa dan Suriah, secara praktis menunjukkan kepada AS bahwa Moskow mampu memajukan kebijakan dan tujuan-tujuannya di level global serta memanfaatkan kekuatan militernya di bidang ini.
(hs/ph/inf)