# Group 1 User-agent: Googlebot Disallow: /nogooglebot/ # Group 2 User-agent: * Allow: / Sitemap: https://www.infiltrasi.com/sitemap.xml
Latest News
Tuesday, October 31, 2017

Menempatkan B-52 dalam Kesiapan Nuklir 24 Jam Sangat Berbahaya

B-52


Dalam beberapa hari, laporan yang saling bertentangan telah beredar seputar rencana Amerika untuk menempatkan armada pembom strategis B-52 dengan membawa senjata nuklir dalam kesiapan 24 jam. Sesuatu yang tidak lagi terlihat sejak Perang Dingin berakhir.

Laporan awal bahwa Washington berencana untuk menempatkan pembom Stratofortress dalam status tersebut. Tetapi Pentagon segera membantahnya. Laporan berbeda muncul lagi ketika Wakil Presiden Amerika Mike Pence  mengatakan kepada personel di sebuah markas North Dakota yang berisi situs peluncuran B-52 dan ICBM untuk “bersiap-siap” menghadapi kemungkinan konfrontasi dengan Korea Utara.

Perang Dingin telah menyeret situasi dunia ini dalam bahaya besar. Karena kesiapan nuklir 24 jam. pembom Amerika  dan Soviet  terbang di sepanjang perbatasan masing-masing dengan senjata pemusnah massal tersebut. Dan banyak insiden yang sangat mengerikan terjadi.

Pada bulan Oktober 1969, Presiden Amerika Richard Nixon menyetujui Operasi Giant Lance, yang melibatkan sebuah 18 B-52 yang penuh dengan nuklir ke Uni Soviet di atas Lingkaran Arktik untuk mencoba memaksa Uni Soviet  mundur di Vietnam.

Rencana tersebut gagal, dan Nixon membatalkan operasi tersebut tiga hari kemudian. Namun rencana itu telah membunyikan lonceng alarm Moskow yang menjadikan situasi sangat tegang.
Jika Stratofortresses sekarang dikembalikan dalam status tersebut, maka situasinya akan lebih berbahaya dibandingkan era Perang Dingin.

Kontributor Radio Sputnik Vladimir Barsegyan dalam tulisannya menunjukkan bahwa saat itu, setidaknya perbatasan barat Uni Soviet ‘ditutupi’ oleh wilayah udara negara-negara blok komunis. Namun sekarang blok tersebut telah bubar dan justru telah diserap oleh NATO, yang kemudian mulai berkembang ke bekas Uni Soviet di negara-negara Baltik.

Ini berarti bahwa hari ini, Pentagon tergoda untuk mendekati Rusia di sepanjang perbatasan Eropanya. Mereka sudah melakukan beberapa langkah awal.

Musim panas ini, misalnya, tiga B-52 dari Pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana, bersama dengan pembom B-2 Spirit dan B-1B Lancer, dikirim ke Eropa untuk mengikuti latihan BALTOPS dan Sabre Strike yang melintasi Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia.

Misi ini  termasuk operasi di barat Estonia, kurang dari 200 km dari perbatasan Rusia. Pembom strategis Amerika telah melakukan manuver serupa di wilayah tersebut berulang kali sejak tahun 2014, setelah memburuknya hubungan antara Rusia dan Barat terkait krisis Ukraina.

Dalam hubungan ini, Barsegyan mencatat, mengingat rencana Pentagon untuk memodernisasi dan meningkatkan persenjataan nuklirnya yang berbasis di Eropa, termasuk hulu ledak yang ditempatkan di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman, militer Amerika akan dapat meminimalkan waktu penerbangan pengebom menuju perbatasan Rusia. Moskow bisa dipastikan tidak akan diam dengan sikap Amerika ini. Demikian juga China dan Korea Utara.
“Dan ini adalah perkembangan yang mengganggu, terutama karena insiden berbahaya juga rawan timbul, bahkan di masa damai,” tulis wartawan.

Ada banyak preseden sejarah. Misalnya, pada tanggal 24 Januari 1961, sebuah B-52 membawa dua bom nuklir 3-4 megaton di atas Goldsboro, North Carolina meledak di udara, menjatuhkan muatannya. Sebuah laporan 2013 mengungkapkan bahwa salah satu senjata hampir saja meledak.
Lima tahun kemudian, pada tanggal 17 Januari 1966, pesawat B-52 lainnya jatuh setelah bertabrakan dengan sebuah kapal tanker KC-135 saat mengisi bahan bakar di atas Laut Mediterania di lepas pantai Spanyol, menjatuhkan empat bom hidrogen di dekat desa nelayan kecil Palomares.

Bahan peledak konvensional di dua bom meledak, mencemari daerah dengan kontaminasi radioaktif. Yang lain jatuh ke Laut Mediterania, mendorong pencarian yang memakan waktu hampir tiga bulan.
Selama Perang Dingin, Angkatan Udara Amerika kehilangan total 11 bom nuklir karena kecelakaan. Jika B-52 kembali ke kesiapan nuklir 24 jam, apakah ada jaminan kecelakaan semacam itu tidak terulang? Dalam situasi sekarang ini, sebuah kecelakaan kecil bisa memicu sebuah perang nuklir yang dahsyat.

Barsegyan mencatat bahwa satu simbol menyedihkan era Perang Dingin  kembali mendapatkan relevansinya. Pada akhir Perang Dingin anak laki-laki dengan seragam militer tersadar dan berhenti. Mainan mainan berbahaya yang dibawa diambil dari mereka. Kini, tampaknya mereka sudah berhasil mendapatkan maninan itu lagi.

(jtp/indo)
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Menempatkan B-52 dalam Kesiapan Nuklir 24 Jam Sangat Berbahaya Rating: 5 Reviewed By: Infiltrasi