Pesawat Jet tempur F-15
INDOPOST, TOKYO - Pesawat Jet tempur F-15 Jepang kehilangan sebagian dari rudal air-to-air setelah melakukan take-off darurat untuk mencegat pesawat terbang tak dikenal. Rudal yang jatuh dan hilang itu panjangnya 45 cm dan beratnya 4,5kg.
Jet tempur F-15 diluncurkan dari pangkalan Angkatan Udara Pasukan Bela Diri (JASDF) Jepang di Chitoseon pada tanggal 5 Mei 2017 ketika salah satu dari rudal tersebut terjatuh di tengah penerbangan. Kejadian itu baru diungkap media Jepang, NHK News, pada hari Kamis (5/10/2017).
Militer Tokyo tidak mengomentari insiden tersebut, termasuk identitas pesawat tak dikenal yang hendak dicegat. Militer juga tidak mengonfirmasi apakah misi pencegatan itu berhasil atau tidak.
Jet-jet tempur Angkatan Udara Jepang telah meningkatkan aktivitasnya di tengah krisis Semenanjung Korea yang sedang memanas. Dalam beberapa bulan terakhir, jet-jet tempur F-15 Jepang mengambil bagian dalam beberapa latihan udara yang dijalankan oleh komando Amerika Serikat (AS) di Asia-Pasifik.
Saat ini ada lebih dari 150 jet tempurF-15 di armada JASDF, yang dirakit oleh Mitsubishi Heavy Industries. Angkatan Udara negara itu mengharapkan 40 pesawat tempur generasi kelima F-35 mulai beroperasi dalam beberapa tahun ke depan.
Sebelumnya, Jepang menandatangani kesepakatan dengan sekutu utamanya, AS, untuk membeli 56 rudal jarak jauh air-to-air AIM-120C-7 dari Raytheon.
“Kesepakatan itu, senilai USD113 juta, akan memberi Jepang kemampuan pertahanan udara yang penting untuk membantu mempertahankan Tanah Air Jepang dan personel AS yang ditempatkan di sana,” kata Badan Koordinasi Keamanan Pertahanan (DSCA) AS dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Kesepakatan pembelian senjata, yang menunggu persetujuan dari Kongres AS ini muncul atas permintaan pemerintah Jepang.
Menurut laporan Japan Times, pesawat tempur militer Jepang telah menjalankan misi pencegatan pesawat 1.168 kali sejak tahun 2016 hingga Maret 2017. Angka itu merupakan rekor tertinggi sejak 1958.
Jet tempur F-15 diluncurkan dari pangkalan Angkatan Udara Pasukan Bela Diri (JASDF) Jepang di Chitoseon pada tanggal 5 Mei 2017 ketika salah satu dari rudal tersebut terjatuh di tengah penerbangan. Kejadian itu baru diungkap media Jepang, NHK News, pada hari Kamis (5/10/2017).
Militer Tokyo tidak mengomentari insiden tersebut, termasuk identitas pesawat tak dikenal yang hendak dicegat. Militer juga tidak mengonfirmasi apakah misi pencegatan itu berhasil atau tidak.
Jet-jet tempur Angkatan Udara Jepang telah meningkatkan aktivitasnya di tengah krisis Semenanjung Korea yang sedang memanas. Dalam beberapa bulan terakhir, jet-jet tempur F-15 Jepang mengambil bagian dalam beberapa latihan udara yang dijalankan oleh komando Amerika Serikat (AS) di Asia-Pasifik.
Saat ini ada lebih dari 150 jet tempurF-15 di armada JASDF, yang dirakit oleh Mitsubishi Heavy Industries. Angkatan Udara negara itu mengharapkan 40 pesawat tempur generasi kelima F-35 mulai beroperasi dalam beberapa tahun ke depan.
Sebelumnya, Jepang menandatangani kesepakatan dengan sekutu utamanya, AS, untuk membeli 56 rudal jarak jauh air-to-air AIM-120C-7 dari Raytheon.
“Kesepakatan itu, senilai USD113 juta, akan memberi Jepang kemampuan pertahanan udara yang penting untuk membantu mempertahankan Tanah Air Jepang dan personel AS yang ditempatkan di sana,” kata Badan Koordinasi Keamanan Pertahanan (DSCA) AS dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Kesepakatan pembelian senjata, yang menunggu persetujuan dari Kongres AS ini muncul atas permintaan pemerintah Jepang.
Menurut laporan Japan Times, pesawat tempur militer Jepang telah menjalankan misi pencegatan pesawat 1.168 kali sejak tahun 2016 hingga Maret 2017. Angka itu merupakan rekor tertinggi sejak 1958.
(mas/indo)