Presiden Filipina Rodrigo Duterte
INDOPOST, MANILA - Amerika Serikat (AS) membantah tudingan bahwa CIA memiliki rencana untuk menggulingkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. CIA dituding mencoba membuat situasi di Filipina tidak stabil, dangan target menjatuhkan pemerintahan Duterte.
"Sama sekali tidak ada upaya CIA untuk melemahkan kepemimpinan Filipina saat ini," kata Duta Besar AS untuk Filipina, Sung Kim dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat (27/10).
Kim kemudian mengatakan, pemerintahannya sangat menghormati pemerintahan Filipina dibawah pemerintahan Duterte, dan sebagai sekutu dekat siap membantu Filipina dalam menghadapi setiap kesulitan yang mereka hadapi.
"Presiden Duterte memenangkan pemilihan yang sangat mengesankan. Kami menghormati proses pemilu di Filipina, dan kami bekerja sama dengan pemerintahnya," sambungnya.
Tudingan akan adanya rencana CIA tersebut disampaikan langsung oleh Duterte. Pemimpin Filipina itu dalam sebuah pernyataan beberapa waktu lalu menuturkan jika dia mati, atau menghilang secara misterius, maka pihak yang harus dipersalahkan adalah CIA.
"Bagi saya, saya akan memberitahu orang-orang Filipina, jika saya mati, Amerika berada di belakangnya. Itu adalah ulah CIA," ucap Duterte.
Pemimpin Filipina itu secara gamblang menyalahkan CIA, karena badan yang berbasis di Virginia itu kerap melemparkan kritik keras kepada dirinya, khususnya mengenai perang berdarah terhadap obat-obatan terlarang.
"CIA, berhenti sejenak, suatu hari nanti, saya akan mengusir Anda. Pilihannya antara Anda membuat rencana untuk membunuh saya, atau Anda harus keluar dari negara saya. Pilih salah satu," ungkapnya. Dia menambahkan, AS tidak menyukainya, sama halnya seperti AS tidak menyukai Saddam Hussein dari Irak, Muammar Gaddafi dari Libya, dan juga Bashar al-Assad dari Suriah.
(esn/indo)