Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesa (TPDI) Petrus Selestinus
INDOPOST, JAKARTA - Panitia Seleksi Calon Hakim Mahkamah Konstitusi telah memilih dan menyerahkan 3 (tiga) nama terbaik Calon Hakim Mahkamah Konstitusi kepada Presiden Jokowi, masing-masing rangking pertama ditempati oleh Saldi Irsa, Guru Besar Universitas Andalas, peringkat kedua ditempati oleh Bernard L Tanya, Dosen Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT dan diperingkat terakhir yaitu Wicipto Setiadi, seorang purna tugas dari Kementetian Hukum dan HAM.
Terkait posisi Hakim Mahkama Konstitus ini, Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesa (TPDI) Petrus Selestinus menaruh harapan sangat tinggi kepada Presiden Jokowi agar memilih Bernard L Tanya sebagai Hakim Mahkamah Konstitusi menggantikan Patrialis Akbar yang terjerat kasus suap.
Petrus menerangkan, jika dilihat dari aspek keterwakilan geopolitik dan wawasan nusantara, maka peluang Bernard dapat merepresentasikan wilayah Indonesia Timur yang hukumnya masih carut marut.
"Jika memperhatikan faktor komposisi Hakim MK, aspek keterwakilan secara geopolitik dan wawasan nusantara, maka sesungguhnya Bernard L Tanya lebih berpeluang merepresentasi wilayah Indonesia Timur yang sangat luas dengan ribuan budaya dan tradisi yang beragam, sehingga keberadaannya di MK sangat tepat, demi untuk pembentukan norma dan tafsir dalam uji Undang-Undanng terhadap UUD 1945 maupun dalam sengketa pemilu dan pilkada yang mayoritas sengketa berasal dari daerah terpencil, pengunungan seperti di Papua, Kalimantan, NTT, Maluku, Sulawesi," terang Petrus kepada redaksi The Indonesian Post melalui surat elektronik, Selasa malam, (04/04/2017)
Lebih lanjut Petrus menjelaskan, masuknya nama Bernard L Tanya dalam tiga nama Calon Hakim Mahkamah Konstitusi terbaik, merupakan suatu kehormatan bagi dunia pendidikan di Indonesia Timur, disamping merupakan keputusan Panitia seleksi yang sangat obyektif dengan mengutamakan aspek kemampuan Akademis, integritas moral dan kejujuran serta Intelektual di bidangnya.
"Di sisi lain, hal ini juga membuktikan bahwa Perguruan Tinggi Negeri di daerah terpencilpun dapat menunjukan kualitas, kapabilitas, integritas moral dan kejujuran putra-putri terbaik bangsa ini yang telah tersebar dimana-mana. Ini sebuah keberhasilan dunia pendidikan tinggi mendistribusikan SDM yang tepat pada tempatnya, tidak terkecuali di Universitas Nusa Cendana di NTT Kupang, paparnya.
"Ternyata Indonesia Timur memiliki stok dosen terbaik untuk disumbangkan bagi kebutuhan negara di bidang Peradilan khususnya Hakim Mahkamah Konstitusi," tutup Advokat Peradi ini.
(mb/indo)