ilustrasi
INDOPOST, WASHINGTON - Arab Saudi, Inggris, Rezim Zionis Israel, dan
Turki – negara-negara yang mensponsori teroris di Suriah – menyatakan
dukungan atas serangan rudal Amerika Serikat terhadap Pangkalan Udara
Shayrat di Provinsi Homs, Suriah.
Saudi
menyuarakan dukungan penuh atas serangan AS terhadap sasaran militer
Suriah dan menyebut serangan rudal AS sebagai keputusan berani yang
dibuat oleh Presiden Donald Trump dalam merespon penggunaan senjata
kimia di Idlib.
Kepala
kantor media "Koalisi Nasional Oposisi Suriah," Ahmad Ramadan pada hari
Jumat (7/4/2017) mengatakan, oposisi menyambut serangan rudal AS ke
Suriah dan meminta AS untuk menghancurkan kemampuan Angkatan Udara
Suriah.
Sementara
itu, juru bicara Kantor PM Inggris mengatakan, "Pemerintah Inggris
mendukung penuh tindakan AS yang kami percaya adalah respon yang tepat
terhadap serangan barbar senjata kimia yang diluncurkan oleh pemerintah
Suriah di Idlib."
Pemerintah Damaskus membantah segala bentuk keterlibatan dalam serangan kimia di Idlib.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull juga mengklaim bahwa serangan AS ke Suriah adalah respon yang tepat dan berimbang.
Wakil PM
Turki, Numan Kurtulmus menyebut serangan rudal AS ke pangkalan Angkatan
Udara Suriah di Provinsi Homs sebagai langkah yang positif.
AS pada
Jumat dini hari, meluncurkan 59 rudal Tomahawk dari dua kapal perang USS
Porter dan USS Ross yang bersiaga di Laut Mediterania dengan alasan
serangan kimia yang mencurigakan di Idlib.
Menurut
Talal al-Barazi, Gubernur Homs, serangan rudal AS dilakukan atas
permintaan Turki, Saudi dan Qatar serta dengan koordinasi penuh Israel.
(rm/indo)