Korwil Partai NasDem Bali-Nusra, Johnny G. Plate
INDOPOST, JAKARTA - Partai Nasional Demokrat (NasDem) mulai gencar memainkan berbagai strategi politik untuk bertarung di pilgub dan pilbup di 9 kabupaten di Provinsi NTT tahun 2018.
Korwil Partai NasDem Bali-Nusra, Johnny G. Plate ketika diwawancara di ruang Komisi XI Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (4/4) siang mengatakan, yang diperlukan NasDem saat ini adalah kedewasaan berpikir dari calon dan partai politik di NTT.
Bagi Johnny, formasi apa pun yang dibikin harus sesuai dengan Undang-undang bahwa dukungan partai terhadap calon gubernur maupun bupati harus memenuhi syarat minimal perolehan kursi di dewan.
“Untuk perolehan kursi di DPRD NTT, memang tidak ada partai yang memenuhi syarat minimal. Semua harus koalisi, dan pertimbangannya banyak, baik pragmatis partai maupun pertimbangan wilayah untuk kebutuhan pembangunan kesejahteraan wilayah,” terang Johnny yang juga Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR RI itu.
Johnny melanjutkan, NasDem sesungguhnya terus berjuang untuk memperjuangkan kepentingan pembangunan wilayah provinsi atau kabupaten dan kepentingan politik dari partai masing-masing.
“Konyol kalau kita bilang wah ini idealisme bangun daerah aja tanpa ada kepentingan partai, karena partai itu salah satu pilar demokrasi sehingga harus diperjumpakan dengan melihat kader-kader yang memenuhi syarat koalisi dan elektabilitasnya. Karena kalau pintar-pintar tapi nggak terpilih juga percuma,” tandasnya.
Ia melanjutkan, yang diperhatikan pula oleh NasDem dari seorang calon adalah syarat-syarat kepemimpinan atau leadership daerah. “Termasuk integritas, kompetensi dan relasi sosial yang dia bangun. Itu yang akan kita lihat. Walau 2018 masih lama dan ada banyak pilkada di NTT tapi tidak berarti nanti formasi koalisi di kabupaten memengaruhi formasi koalisi di provinsi. Tidak. Masing-masing itu dengan pertimbangannya, yang paling utama adalah kepentingan wilayah. Jangan sampai karena kepentingan pragmatis dan taktis partai terus kepentingan wilayah dilupakan. Ya tidak cocok itu dan tentu tidak ada titik temu dalam negosiasi politik,” terangnya.
Ia melanjutkan, jika memperjuangkan kepentingan daerah dan kepentingan partai maka untuk membentuk formasi politik pastinya tidak rumit.
Johnny melanjutkan, yang selalu dihindari NasDem adalah politik biaya tinggi melalui ketetapan internal NasDem yaitu tanpa mahar dalam proses pencalonan.
“Setidaknya itu sudah mengurangi biayanya. Syarat kedua bagi kami adalah pembangunan wilayah itu adalah bagian dari pembangunan nasional, karenanya kami juga akan mempertimbangkan calon-calon yang memperhatikan keberlangsungan pembangunan di daerah yang sejalan dengan pembangunan nasional. Jangan sampai pembangunan daerah bertabrakan dengan pembangunan nasional sebagai suatu kesatuan pembangunan nasional. Itu yang akan kami perhatikan,” tandasnya.
Johnny juga memprediksi Pilgub NTT nanti bakal diikuti maksimal tiga paket. Untuk itu, NasDem akan terus menampilkan tokoh-tokoh NTT yang dianggap mumpuni di etalase politik supaya dikenal dan diuji oleh publik melalui elektabilitasnya.
“Kami akan lakukan survei, dan tidak atas beban biayanya calon, tetapi beban biaya partai. Tujuannya untuk menurunkan biaya politik bagi kandidat calon dan saya percaya ada calon yang mumpuni di NTT,” terangnya.
Saat ini, lanjut Johnny, NasDem juga sudah menampilkan kader-kader internalnya untuk tampil di etalase politik. Salah satunya Alexander Ofong yang kini menjabat Sekretaris Partai NasDem NTT dan Wakil Ketua DPRD NTT.
“Yang lain akan menyusul. Ada banyak yang sedang berusaha untuk tampil, tapi yang sudah berjalan itu Alex Ofong. Tapi kita juga membuka kerja sama politik untuk pembangunan daerah, tidak saja dari dalam tapi juga dari luar yang akan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditetapkan NasDem, yaitu elektabilitas, kompetensi, integritas dan kontinuitas pembangunan nasional di daerah harus bagus dan terjamin. Nah, itu semua yang akan kita lihat dan kita sekarang sedang mempersilahkan kader-kader itu jalan,” imbuhnya.
Masih menurut Johnny, dalam rangka memperkenalkan formasi politik, NasDem dengan perolehan 8 kursi di DPRD NTT sudah pasti akan berkoalisi untuk mencari lima kursi lagi guna memenuhi syarat minimal 13 kursi di pilgub.
“Formasi koalisi itu pasti akan terbentuk, namun yang paling penting untuk saya adalah pilgub atau pilbup di NTT 2018 nanti tidak mencari calon gubernur atau bupati, tetapi yang dicari adalah gubernur atau bupati. Jadi calon tidak perlu terlalu banyak karena akan mengakibatkan biaya politik yang tinggi, tetapi harus punya calon yang punya kualifikasi yang cocok untuk wilayah. Untuk itu kami mencari gubernur dan bupati maupun wakilnya. Calon itu hanyalah alat atau media,” pungkas Johnny.
(joo/fmc/ito/indo)