Padi sistem salibu
INDOPOST, AGAM - Untuk meningkatkan produksi padi dan lahan tahun 2017, Pemerintah Kabupaten Agam melalui Dinas Pertanian mengembangkan budidaya padi sistem Salibu seluas 500 hektare.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam Afdhal mengatakan budidaya padi Salibu dapat meningkatkan panen dari sekali tanam bisa tiga sampai empat kali. Budidaya ini merupakan salah satu inovasi teknologi, karena usia dari pemangkasan sampai panen selama 114 hari.
“Sementara usia padi tanam pindah sekitar 135 hari, atau lebih lama sekitar 24 hari. Selain itu, budidaya ini juga dapat meningkatkan produksi padi. Satu hektare lahan bisa memproduksi sekitar 7,2 ton,” jelasnya, Selasa (4/4/2017).
Menurut Afdhal, pada sistem Salibu merupakan padi yang sudah dipanen dibiarkan bertunas kembali dan dipelihara sampai panen kembali. Tujuan dari sistem salibu adalah untuk meningkatkan indeks pertanaman yang disebabkan oleh waktu tanam yang pendek dan hasil yang lebih banyak.
“Keberhasilan budidaya padi salibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni tinggi pemotongan batang varietas yang digunakan, kondisi air tanah setelah panen, dan pemupukan tanaman,” tukasnya.
Afdhal menambahkan, pertumbuhan tunas setelah dipotong dipengaruhi oleh ketersediaan air tanah, dan pada saat panen yang dibuktikan pada percontohan metode penyuluhan padi salibu kepada petani di lahan milik Kelompok Tani Keluarga Bahagia Kampuang Melayu, Nagari Sitalang, Kecamatan Ampek Nagari.
Di lokasi itu, produksi budidaya padi salibu sekitar 1,4 ton padi jenis Batang Pasaman, dari lahan seluas seperempat hektare. Dengan pengembangan budidaya padi salibu, pihaknya berharap target produksi sebanyak 390.473 ton, dengan luas panen 64.541 hektare pada 2017 akan tercapai nantinya.
Menurut Afdhal, produksi padi di Kabupaten Agam mengalami peningkatan setiap tahun. Pada 2016 sebanyak 360.523,5 ton, 2015 sebanyak 327.567 ton, 2014 sebanyak 322.621 ton, dan 2013 sebanyak 306.410 ton.
(ypa/indo)