INDOPOST, JAKARTA - Seorang mantan karyawan PT Freeport
Indonesia mengakui, Freeport merupakan simbol arogansi sebuah korporasi
yang ada di Indonesia. Sebab, perusahaan tersebut berani bertolak
pinggang saat berbicara dengan Presiden Indonesia.
Yoga merupakan mantan karyawan PTFI yang bekerja sejak 1988 hingga 1995. Di masa itu, dia melihat sendiri ada ketidakberesan yang terjadi terhadap pemerintah saat berhadapan dengan raksasa tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
"Karena waktu itu, kemanapun Jim Bob Moffet pergi, saya ikut. Dan saya melihat dengan mata kepala sendiri ada ketidakberesan dari penyelenggara negara kita," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (24/2/2017).
Dia mengaku mengetahui secara detil saat Freeport melakukan perundingan dengan pemerintah pada kontrak karya (KK) periode kedua. Meskipun status Freeport adalah perusahaan yang berinvestasi di Indonesia, namun anak usaha Freeport McMoran Inc ini sangat arogan ketika berhadapan dengan pemerintah Indonesia.
"Bagaimana saya melihat arogansinya pemilik modal bahkan terhadap Kepala dan Wakil Kepala Negara. Terhadap menteri jangan ditanya lagi. Waktu itu saya mendampingi, saya buruh komputer kemana bos pergi saya siapkan presentasi. Saya melihat seorang Bos saya bisa berdiri dengan tolak pinggang di hadapan kepala negara," tandasnya.
(ven/indo)
Yoga merupakan mantan karyawan PTFI yang bekerja sejak 1988 hingga 1995. Di masa itu, dia melihat sendiri ada ketidakberesan yang terjadi terhadap pemerintah saat berhadapan dengan raksasa tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
"Karena waktu itu, kemanapun Jim Bob Moffet pergi, saya ikut. Dan saya melihat dengan mata kepala sendiri ada ketidakberesan dari penyelenggara negara kita," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (24/2/2017).
Dia mengaku mengetahui secara detil saat Freeport melakukan perundingan dengan pemerintah pada kontrak karya (KK) periode kedua. Meskipun status Freeport adalah perusahaan yang berinvestasi di Indonesia, namun anak usaha Freeport McMoran Inc ini sangat arogan ketika berhadapan dengan pemerintah Indonesia.
"Bagaimana saya melihat arogansinya pemilik modal bahkan terhadap Kepala dan Wakil Kepala Negara. Terhadap menteri jangan ditanya lagi. Waktu itu saya mendampingi, saya buruh komputer kemana bos pergi saya siapkan presentasi. Saya melihat seorang Bos saya bisa berdiri dengan tolak pinggang di hadapan kepala negara," tandasnya.
(ven/indo)