mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier
INDOPOST, JAKARTA – Kebijakkan Investasi yang besar yang
dilakukan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al Saud di Indonesia,
adalah momentum bagi pemerintah Indonesia mengubah kiblat ke Timur
Tengah, khususnya Arab Saudi dalam menarik dana investasi.
Demikian disampaikan mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier di Jakarta, Sabtu (25/2) menanggapi rencana pemerintah Arab Saudi melakukan investasi di Indonesia bersamaan dengan kedatangan Raja Salman ke Indonesia pada 2-10 Maret 2017.
Fuad menambahkan kalau pemerintah Indonesia terus berharap investasi dari China, maka kita akan merugi karena nantinya banyak tenaga kerja dari negara tersebut datang ke Indonesia.
“Akhirnya tenaga kerja Indonesia dirugikan, dan begitu juga kalau pemerintah Indonesia terus bergantung investasi dari negara barat, seperti Amerika Serikat (AS) maka kita akan terikat oleh kepentingan AS,” papar Fuad.
Sebab itu, kata Fuad, pemerintah Indonesia agar menghamparkan karpet merah (menyambut dengan baik) kedatangan Raja Salman ke Indonesia. “Ini momentum yang baik bagi kita apalagi kita sangan membutuhkan dana investasi tersebut,” papar Fuad.
Penghamparan karpet merah tersebut, lanjut Fuad, tidak ada lagi perizinan yang bisa menyulitkan usaha mereka di Indonesia. “Kalau perlu pangkas perizinan yang menjadi kendala usaha mereka di Indonesia,” papar Fuad yang juga mantan Dirjen Pajak.
Ia mengatakan Indonesia merupakan negara mayoritas penduduknya beragama Islam, tentu bukan tidak mungkin ini yang menjadi pertimbangan Arab Saudi berinvestasi di Indonesia. Sebab itu, agar dihindari kebijakkan pemerintah Indonesia yang dapat merugikan umat Islam Indonesia.
Seperti diketahui, kedatangan Raja Salman untuk investasi dengan nilai mencapai 25 miliar dolar AS, atau sekitar. Rp334,06 trilliun. Rombongan Raja Salman dengan menyertakan 1.500 orang dan 100 pengawalnya. Rombongan tersebut termasuk 10 menteri dan 25 pangeran.
Menurut informasi yang beredar Raja Salman akan berada di Indonesia selama delapan hari. Kalau menjadi kenyataan maka ini merupakan kunjungan terlama dari seorang kepala negara dan kepala pemerintahan di Indonesia.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Presiden Joko Widodo akan menjemput langsung Raja Salman di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. ”Itu dilakukan karena saat Presiden ke Saudi dijemput di pintu pesawat oleh Raja Salman,” ujar Pramono.
(Johara/indo)
Demikian disampaikan mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier di Jakarta, Sabtu (25/2) menanggapi rencana pemerintah Arab Saudi melakukan investasi di Indonesia bersamaan dengan kedatangan Raja Salman ke Indonesia pada 2-10 Maret 2017.
Fuad menambahkan kalau pemerintah Indonesia terus berharap investasi dari China, maka kita akan merugi karena nantinya banyak tenaga kerja dari negara tersebut datang ke Indonesia.
“Akhirnya tenaga kerja Indonesia dirugikan, dan begitu juga kalau pemerintah Indonesia terus bergantung investasi dari negara barat, seperti Amerika Serikat (AS) maka kita akan terikat oleh kepentingan AS,” papar Fuad.
Sebab itu, kata Fuad, pemerintah Indonesia agar menghamparkan karpet merah (menyambut dengan baik) kedatangan Raja Salman ke Indonesia. “Ini momentum yang baik bagi kita apalagi kita sangan membutuhkan dana investasi tersebut,” papar Fuad.
Penghamparan karpet merah tersebut, lanjut Fuad, tidak ada lagi perizinan yang bisa menyulitkan usaha mereka di Indonesia. “Kalau perlu pangkas perizinan yang menjadi kendala usaha mereka di Indonesia,” papar Fuad yang juga mantan Dirjen Pajak.
Ia mengatakan Indonesia merupakan negara mayoritas penduduknya beragama Islam, tentu bukan tidak mungkin ini yang menjadi pertimbangan Arab Saudi berinvestasi di Indonesia. Sebab itu, agar dihindari kebijakkan pemerintah Indonesia yang dapat merugikan umat Islam Indonesia.
Seperti diketahui, kedatangan Raja Salman untuk investasi dengan nilai mencapai 25 miliar dolar AS, atau sekitar. Rp334,06 trilliun. Rombongan Raja Salman dengan menyertakan 1.500 orang dan 100 pengawalnya. Rombongan tersebut termasuk 10 menteri dan 25 pangeran.
Menurut informasi yang beredar Raja Salman akan berada di Indonesia selama delapan hari. Kalau menjadi kenyataan maka ini merupakan kunjungan terlama dari seorang kepala negara dan kepala pemerintahan di Indonesia.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Presiden Joko Widodo akan menjemput langsung Raja Salman di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. ”Itu dilakukan karena saat Presiden ke Saudi dijemput di pintu pesawat oleh Raja Salman,” ujar Pramono.
(Johara/indo)