Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe
INDOPOST, JAKARTA - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe melakukan safari
ke sejumlah negara Asia-Pasifik dan dari Indonesia ia bertolak ke
Vietnam. Sebelumnya ia telah berkunjung ke Filipina dan Australia.
Mengingat isu
terpenting yang dibicarakan Abe dengan petinggi Republik Indonesia
adalah masalah jaminan keamanan di Laut Cina Selatan, maka dapat
dicermati bahwa tujuan terpenting lawatan perdana menteri Jepang adalah
upaya mengajak negara kawasan mengiringi kebijakan Tokyo dan mematahkan
program interaksi Cina dalam kasus ini.
Filipina, Indonesia
dan Vietnam terlibat friksi dengan dengan Cina terkait sejumlah
kepulauan dan perairan. Di sisi lain, Amerika berusaha keras membujuk
negara ini untuk mengikuti kebijakan Washington sehingga posisi Beijing
semakin terjepit. Di sisi lain, Cina sepertinya menerapkan kebijakan
cukup lunak dalam setiap sikapnya dan mencapai kesepakatan dengan
Filipina serta Vietnam untuk menjaga keamanan bersama di Laut Cina
Selatan serta menghindari tensi.
Sementara Indonesia
meski memiliki friksi maritim dengan Cina, namun Jakarta sampai saat ini
tidak menganggap besar friksi tersebut. Melalui kebijakan konservatif,
Jakarta berusaha untuk tidak konfrontasi langsung dengan Beijing. Di
kondisi seperti ini, Jepang yang tengah berupaya memperkuat posisinya di
kawasan mulai mengagendakan kebijakan menggandeng negara kawasan di
Laut Cina Selatan.
Pemerintah Jepang
yang dipimpin kubu Liberal Demokrat meyakini bahwa dengan memperkokoh
kekuatan militer dan diplomasi aktif akan mampu memperbaiki posisi Tokyo
di konstelasi regional serta mengubah Jepang menjadi negara berpengaruh
di transformasi kawasan.
Kekuatan ekonomi
Jepang memberikan ruang kepada pemerintah Tokyo menarik negara-negara
yang tengah terlibat friksi dengan Cina melalui usulan perluasan
kerjasama ekonomi. Namun poin yang patut diperhatikan adalah kekuatan
ekonomi Cina yang dapat bersaing dan menjadi opsi lain bagi negara
kawasan. Setelah Filipina menunjukkan kecenderungannya berkerjasama
dengan Cina ketimbang konfrontasi, negara lain dikawasan termasuk
Vietnam juga mengambil langkah serupa dengan harapan mampu memanfaatkan
sumber ekonomi Cina.
Dalam hal ini, Cina
dan Jepang memiliki perbedaan saat menyikapi ASEAN. Jepang menyambut
perpecahan di tubuh organisasi ini, sementara Cina yakin bahwa Cina
tidak memiliki perbedaan dengan ASEAN, namun sejumlah negara justru yang
memiliki friksi terkait Laut Cina Selatan.
Terkait hal ini,
upaya perdana menteri Jepang menggalang kerjasama pertahanan dengan
negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia mengindikasikan bahwa ia
berupaya memberikan jaminan terkait isu keamanan kepada negara ASEAN
soal ancaman keamanan Cina.
Di sini, poin yang
patut diperhatikan adalah Jepang memiliki friksi dengan Cina terkait
Laut Cina Timur dan pemerintah Beijing memperingatkan pemerintah Tokyo
terkait intervensi kasus Laut Cina Selatan. Meski demikian, Shinzo Abe
selama lawatan periodiknya menunjukkan bahwa negara ini tidak seperti
sebelumnya yang hanya mengejar isu ekonomi, namun tengah berusaha
mencitrakan diri sebagai negara berpengaruh di kawasan di mana dampaknya
adalah eskalasi friksi antara Tokyo dan Beijing.
(mf/indo)