Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu
INDOPOST, MOSKOW - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu,
mengatakan koalisi pimpinan Amerika Serikat tidak menyumbangkan
kontribusi positif dalam perang kontra-terorisme di Suriah, tapi justru
memperburuk konflik dan pertempuran di negara Arab itu.
Berbicara
pada pertemuan Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow pada Selasa lalu,
Shoigu mereaksi komentar Menteri Pertahanan AS Ashton Carter yang
menuding Rusia memainkan peran negatif di Suriah.
Menhan AS
sebelum ini mengklaim bahwa Moskow tidak memberikan dukungan kepada
Washington dalam perang melawan Daesh di Suriah dan Irak.
Shoigu
menegaskan bahwa karena tidak adanya kerjasama dari AS dan sekutunya,
Rusia terpaksa mengerahkan semua kekuatannya dalam perang melawan
terorisme di Suriah dan bahkan menempatkan kapal induknya di perairan
Suriah.
Pada
dasarnya, klaim Carter sama saja dengan menafikan kinerja dan kesuksesan
kampanye udara Rusia di Suriah. Sejak awal keterlibatannya di negara
itu, Rusia mengatakan mereka ingin membantu pemerintah sah Suriah dalam
menumpas kelompok-kelompok teroris termasuk Daesh.
Statistik
pemerintah Moskow menunjukkan bahwa kampanye udara dan serangan rudal
oleh militer Rusia selama satu tahun terakhir telah memberikan pukulan
berat kepada kelompok-kelompok teroris termasuk Daesh dan Front
al-Nusra.
Pada
Oktober 2016, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan operasi gabungan
dengan militer Suriah menewaskan sekitar 35.000 teroris di negara itu,
di mana 2.700 dari mereka adalah warga negara Rusia.
Pembebasan
Aleppo dari pendudukan teroris merupakan salah satu dari hasil kerjasama
erat antara militer Suriah dan sekutunya termasuk Rusia. Setelah
pelaksanaan gencatan nasional di Suriah dan menjelang perundingan
politik di Kazakhstan, Rusia mulai mengurangi jumlah pasukannya di
Suriah.
Dalam hal ini, Shoigu menandaskan Rusia telah mencapai tujuan utamanya di Suriah terkait pertempuran anti-teror.
Kritikan
Washington terhadap Moskow mengindikasikan permainan ganda dan
ketidakjujuran Amerika dalam menumpas teroris di Suriah. AS memainkan
peran penting dalam pembentukan dan penyebaran teroris Daesh. Koalisi
internasional anti-Daesh yang dipimpin AS juga hanya fokus untuk
membatasi kekuatan Daesh dan memeliharanya untuk kepentingan regional
Washington. Koalisi ini terlihat tidak ingin menghancurkan Daesh.
Meski AS
bersikap standar ganda, Rusia tetap menunjukkan keseriusannya dalam
perang melawan terorisme dan berkali-kali menawarkan kerjasama kepada
Washington dalam perang anti-teror.
Pada
Desember 2016, Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia siap melakukan
kerjasama lebih dekat dengan AS dalam perang melawan terorisme. Rusia
bahkan siap merangkul semua negara dunia dalam perang melawan terorisme.
Namun,
sepak terjang Amerika dalam krisis Suriah memperlihatkan bahwa mereka
lebih tertarik mempertahankan Daesh dan bahkan dalam beberapa kasus –
seperti serangan Daesh ke kota Palmyra, AS secara praktis menciptakan
kondisi agar tindakan itu berjalan mulus.
(rm/indo)