Situasi di Gambia memanas setelah Presiden Yahya Jammeh menolak hasil pemilu. Foto/Istimewa
INDOPOST, BANJUL - Tentara Gambia dikerahkan ke jalan-jalan ibukota, Banjul, setelah Presiden Yahya Jammeh tiba-tiba menolak kekalahannya dalam pemilu pekan lalu. Presiden otokratis itu bahkan meminta pemilu ulang.
Tentara Gambia terlihat menempatkan karung pasir di lokasi strategis di Banjul. Perkembangan ini memincu kegelisahan di kalangan penduduk yang sudah ketakutan dan kepanikan. Mereka bahkan telah membeli makanan sebelum pemungutan suara karena takut kerusuhan seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (10/12/2016).
Kedubes Amerika Serikat (AS) di Banjul mendesak tentara untuk terus menunjukkan sikap menghormati hukum dan hasil pemilihan presiden. "Orang-orang Gambia telah membuat pilihan yang jelas untuk perubahan dan awal yang baru," bunyi pernyataan Kedubes AS.
Jammeh awalnya menerima hasil pemilu dan menyerahkan kekuasaan setelah 22 tahun berkuasa kepada koalisi yang dipimpin oleh pemimpin oposisi, Adama Barrow. Tapi beberapa pengamat mengharapkan Jammeh menyerahkan kendali dari negara negara kecil di Afrika barat itu.
Namun dalam pengumuman di TV negara pada hari Jumat, Jammeh mengatakan ia telah berubah pikiran dan menginginkan pemilu baru dan transparan yang akan diresmikan oleh keimanan dan komisi pemilihan independen.
"Setelah penyelidikan menyeluruh, Saya telah memutuskan untuk menolak hasil pemilu baru-baru ini. Saya menyesali dengan serius dan tidak dapat menerima laporan apa yang telah terjadi selama proses pemilihan," kata Jammeh.
(ian/indo)