SBY dan Jokowi
INDOPOST, JAKARTA – Lewat tulisan panjang di salah satu media massa nasional, Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan kritik dan saran untuk pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ini dari saran tersebut, menurut SBY, adalah supaya Presiden Jokowi bisa mendinginkan suhu politik Indonesia yang, seperti kita tahu, tengah memanas.
Salah satu saran SBY untuk Presiden Jokowi adalah agar mantan Wali Kota Solo itu menemui tokoh-tokoh atau organisasi politik yang berseberangan dengan pemerintahannya. SBY menyarankan, para tokoh atau organisasi yang berseberangan jangan ditakuti-takuti, tetapi dirangkul agar tidak bertindak berlebihan.
Saran yang lain, mencegah para pembantu Presiden untuk membuat panggung politiknya sendiri. SBY berkata, jangan sampai para pembantu Presiden Joko Widodo mengambil keuntungan dari situasi politik yang memanas demi kepentingan pribadi atau partai. Sebaiknya, menurut SBY, semua pembantu satu sikap dengan Presiden Joko Widodo.
“Dan pemerintah harus mencegah jangan sampai ada martir yang sengaja dijadikan pemicu terjadinya kerusuhan atau kekerasan yang lebih besar. Cegah, jangan sampai ada kekerasan yang meluas,” ujar SBY dalam tulisan panjangnya itu.
Lantas, apakah Presiden Jokowi membaca tulisan panjang dari SBY itu? “Enggak,” ujar Jokowi perlahan sambil menggelengkan kepala kepada wartawan di Istana Kepresidenan seusai menjamu Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Selasa, 29 November 2016.
Presiden Joko Widodo pun enggan mengomentari lebih lanjut soal saran yang diberikan oleh SBY tersebut. Namun, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa semua masukan dari tokoh atau partai politik terkait pemerintahannya pasti akan ia catat. “Semua dicatatat, dikomunikasikan,” ujar Jokowi.
(jp/indo)