Kapolresta Surakarta Kombes Ahmad Lutfi
INDOPOST, SOLO - Polda Jawa Tengah mengamankan 4 tokoh laskar keislaman dan seorang pengacara di Solo. Penangkapan kelima orang itu terkait aksi sweeping disertai kekerasan yang dilakukan sekelompok orang terhadap sebuah rumah makan di Solo. Dalam sweeping tersebut dilaporkan beberapa pengunjung rumah makan mengalami tindak kekerasan dan sejumlah barang rusak.
EL (warga Gandu Rt 01 Rw 02, Sawahan, Ngemplak Boyolali, yang merupakan ketua sebuah gabungan laskar-laskar di Solo), ES (pengajar pesantren yang juga juru bicara gabungan laskar tersebut), S alias YS dan S alias SA (unsur pimpinan gabungan laskar) dan JS (seorang pengacara).
Adapun barang-barang yang diamankan polisi sebagai barang bukti adalah sebuah mobil Avanza warna silver, rekaman cctv, jaket yang dipakai saat aksi, dan lima buah handphone.
"Ya, mereka ditangkap tadi malam hingga dinihari tadi. Terkait aksi kekerasan itu. Semua ditangani oleh Polda Jawa Tengah. Langsung tanya ke Polda saja terkait penanganannya," ujar Kapolresta Surakarta Kombes (Pol) Ahmad Luthfi, Selasa (20/12/2016).
Seperti diketahui, pada Minggu (18/12) dinihari, sekelompok massa melakukan aksi sweeping disertai dengan perusakan di Restoran Social Kitchen, Solo. Puluhan orang itu datang mengendarai motor dan langsung masuk dan berlanjut melakukan perusakan barang dan memukuli sejumlah pengunjung restoran. Beberapa pengunjung sempat dibawa ke rumah sakit.
Sebelumnya, juru bicara Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono juga mengakui berada di lokasi pada saat kejadian. Namun, dia membantah terlibat perusakan barang dan penganiayaan. Dia hanya mengakui datang bersama 8 orang dari LUIS dengan mengendarai satu mobil.
Dia mengaku datang untuk memberikan surat permintaan audensi dengan manajemen restoran. Hal itu dikarenakan restoran tersebut menjual minuman keras dan melanggar jam buka restoran yang telah ditentukan.
"Ketika kami sedang berada, puluhan orang tak dikenal mengenakan jubah dan helm tertutup tiba-tiba masuk ke dalam restoran melakukan perusakan dan pemukulan. Kami lalu keluar dari restoran. Kami tidak tahu siapa mereka itu karena mukanya tertutup," ujar Endro saat itu.
(mbr/try/indo)